Kamis, 31 Desember 2015

Cinta Manis Kayak Gula

Mungkin sudah banyak kita melihat, mendengar, membaca, bahkan menceritakan cerita cinta dari buku, film, teman, saudara, dan orang-orang lain yang kita kenal. Cerita tentang bagaimana pertemuan tokoh laki-laki dan perempuan, bagaimana mereka menjadi dekat, bagaimana mereka jadian, atau bagaimana mereka menikah. Tak sedikit cerita-cerita tersebut yang membuat kita menitikkan air mata haru, tapi tak sedikit pula yang membuat kita sebal, kesel, ikut marah, dan lainnya. Bahkan kita sendiri tentu pernah memiliki kisah cinta sendiri. Pernah? Yaaa.. Kisah cinta-cintaan. Cinta-cintaan? Bukan cinta beneran?

Kenapa cerita cinta yang ada di buku-buku, film-film, cerita tentang bagaimana sepasang kekasih bertemu, cerita teman-teman, saudara kita terlihat indah? Karena kadang ceritanya berakhir di saat semuanya sedang indah-indahnya. Tentu tidak semua, tapi sebagian besar berakhir saat sepasang kekasih tersebut jadian, pacaran, lamaran, atau pernikahan. Tidak diceritakan saat kedua tokoh utama tersebut menjalani kehidupan mereka setelah itu. Toh, kalaupun mereka akhirnya putus, bercerai, atau hidup dalam kehampaan dan keputusasaan, kita sebagai pihak ketiganya tidak tahu.

Menurut saya dari situ tidak dapat dikatakan itu cinta sejati. Tidak. Itu cinta-cintaan.

Selasa, 29 Desember 2015

Acaranya Kekinian, Judulnya Loemadjang Djaman Doeloe (Part 3)

Minggu lalu saya nulis tentang main egrang, ya? Hehehe. Iya ini part terakhir cerita saya main di LDD. Jadi tidak usah protes lagi kenapa ceritanya kok kepanjangan. Dan iya, emang acaranya semacam MTD gitu, tapi ini di Lumajang. Di Lumajang. Clear? Oke kita lanjutkan perjalanan kita.

Setelah mengembalikan egrang dan ‘mengece’ anak-anak muda yang susah matiin TV kuno di booth tersebut, kami melanjutkan perjalanan ke alun-alun sebelah barat. Kami menemukan alat penggiling jagung. Terbuat dari batu yang berbentuk setengah lingkaran, cekung di tengahnya, dengan stik di atasnya yang arahnya tegak lurus dengan  batu tadi. Cara penggunaannya yaitu dengan cara diputar searah jarum jam. Jagung yang diletakkan di tengah cekungan tadi akan tergiling dan menjadi halus. Mas pay sama beberapa cowok lainnya sempet nyobain muter penggiling tersebut bareng-bareng. Karena tidak ada penjaga pada booth tersebut, jadi saya masih bertanya-tanya. Jagungnya yang sudah halus gimana cara ngambilnya?
 
pemutar vinyl dan gelas-gelas kopi

Kamis, 24 Desember 2015

Penasaran Sama Hand-Lettering

Penasaran sama hand-lettering:
Hai happy readers. Kurang lebih satu bulan yang lalu saya jalan-jalan ke Malang, sempat saya singgung sedikit di posting yang cerita tentang main piano di kafe. Saat malam harinya, saya sempetin pergi ke gramedia sama Angga. Pinginnya sih, beli novelnya Tere Liye yang 'Rembulan Tenggelam Di Wajahmu'. Tapi nggak dapet. Akhirnya saya cuma dapet 2 brushpen. Brush artinya sikat. Pen artinya bulpen. Jadi? Sikatnya bulpen? Atau bulpen yang bisa dipake sikatan (sikat gigi)?

Rabu, 23 Desember 2015

Revertigo

Pernah mendatangi acara reuni SD? Atau reuni SMP? Reuni SMA?

tampilan beda, kelakuan sama :D
  Jika pernah, coba diingat lagi. Beneran udah pernah? Eh, bukan. Coba diingat. Adakah salah satu teman yang nyeletuk seperti ini:

“Heeeehh.. Gendut! Kenapa sekarang udah kurus?”
“Wah, sudah sukses kamu, ya. Selamat ya.. Traktiran kapan-kapan dong!”
“Mana tunanganmu? Nggak dibawa?”
“Tambah cantik ya, kamu.” #cieeee

Tapi juga banyak celetukan seperti ini:

“Ya ampuuun. Anak ini masih sama aja kayak dulu, pecicilan!”
“Heh, kamu kok tetep gini aja sih?”
“Elu, tetep aja ngomongnya banyak. Nggak penting. Inget umurrrr. Hahaha.”
“Gaya doang yang beda. Bawa mobil, pegang iphone, tetep aja lemot! Hahaha.”

Selasa, 22 Desember 2015

Acaranya Kekinian, Judulnya Loemadjang Djaman Doeloe (Part 2)

Nah, lanjutan dari yang kemarin nih :) Karena soal tryout udah dapet 60 soal dari 130 soal, jadi mari kita lanjutkan yang part 2 hari ini. Di sela-sela bantu-bantu ibu masak buat maulud nabi besok. Karena request dari beberapa pembaca juga buat posting part 2-nya. Hehehe. Okelaaaahh..

Sampai dimana kita? Oya, sampe di foto bareng Demang, ya.

Nah setelah itu kami berniat buat pergi ke booth selanjutnya. Tapi ada yang bikin saya berhenti. Ada satu hal yang menarik perhatian saya. Di sebelah booth Demang tadi, ada alat musik tradisional gede, yang bahannya dari kayu, sedang dimainkan oleh bapak-bapak yang rambutnya sudah putih semua karena usia. Alunan musiknya merdu sekali, bikin adem meskipun hanya terdengar sayup-sayup. Iya sayup, karena suasana emang lagi rame banget malam itu. Saya ambil gambar pake kamera yang dari tadi saya bawa, sisa motretin temen saya tadi. Tanpa dikomando, temen saya yang sebut saja namanya ‘mas pay’, nyamperin duduk di sebelah bapaknya. Ngajak ngobrol. Sama seperti yang saya lakuin tadi ke Pak Demang. Iseng, saya rekam sekalian keasikan mereka pake video rec di kamera pinjeman.

anggap saja fokus

Senin, 21 Desember 2015

Acaranya Kekinian, Judulnya Loemadjang Djaman Doeloe (Part 1)

Satu lagi event yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam rangka memeriahkan hari jadinya di bulan Desember tahun ini, yaitu acara bertajuk Loemadjang Djaman Doeloe. Acara ini dilaksanakan tanggal 19-20 Desember 2015. Peserta yang diwajibkan berpartisipasi adalah instansi daerah, kantor kecamatan, dan beberapa paguyuban tradisional lainnya. Dan di sini asiknya, acara ini bisa dihadiri oleh seluruh warga Lumajang secara gratis karena digelar di Lapangan Alun-alun Kabupaten Lumajang! Dress codenya juga ada, harus pake baju jadul juga. Dan saya sempat menghadirinya di hari pertama. Hore. ^^

Sabtu, 19 Desember 2015

Keinginan Sederhana Remaja yang Kita Harus Tahu

Remaja adalah masa-masa paling indah, katanya. Tapi masa remaja juga merupakan masa-masa paling banyak godaan. Sampe-sampe sebelum ke akhirat nanti kita bakal dikasih pertanyaan yang salah satunya, “Untuk apa kau menghabiskan masa mudamu?”

Berdasarkan survey yang sudah dilakukan (saya baca di buku yang saya lupa judulnya, lupa penulisnya, yah pokoknya bukunya best seller gitu deh di Amerika (lain kali bawa catetan, Ep! *pentung*)), orang dewasa menganggap remaja adalah sumber dari masalah. Mereka menganggap remaja itu sukanya hanya merusak saja, malas-malasan, berfoya-foya, melakukan hal yang tidak banyak manfaatnya, tidak mau dibilangi, dan semuanya yang jelek-jelek. Kemudian dalam survey tersebut dimunculkan pertanyaan, apakah para orang dewasa mengerti apa yang menjadi sebab dari tingkah remaja yang seperti itu? Dan ternyata kebanyakan dari mereka tidak tahu. Mereka bingung. Apalagi para orang tua, mereka merasakan perubahan pada anak mereka ke arah yang menurut mereka tidak baik. Tapi ternyata tidak sedikit dari mereka yang TIDAK MAU TAHU.

Les malah selfie
Jadi setelah saya baca-baca gratisan di togamas waktu itu, saya simpulkan. Sebenarnya ada bebeapa hal sederhana yang sebenarnya diinginkan remaja dari kita (para dewasa, sebagai orang tua atau guru yaa) atau bisa disebut tuntutan remaja untuk kita. Simak ya...

Kamis, 17 Desember 2015

Warna Warni Mengajar

Nah, kali ini saya mau cerita. Lagi? Kok cerita tok se, Ep....
Lah iya, mau berbagi cerita. Lagi sepi soalnya *nangis darah*

Jadi guru itu menyenangkan, teman-teman. Entah kenapa ya. Apa gara-gara ini cita-cita saya dari kecil? Apa karena dari sononya jadi guru itu memang ditakdirkan se-menyenangkan ini? Apa karena sejauh ini belum ada masalah-masalah yang signifikan? Hmmm.

Sudah terhitung dari bulan September (tepatnya akhir Agustus) saya mengajar di salah satu Madrasah Aliyah swasta di kota saya, Lumajang. Madrasah Aliyah (disingkat MA) itu setaraf SMA, tapi berbasis keagamaan gitu lho. Jadi mereka punya lebih banyak mata pelajaran agama dalam kurikulumnya, kayak fiqih, Qur’an Hadist, Sejarah Kebudayaan Islam, dll. Dan di sana juga ada pesantrennya yang muridnya mencapai ribuan. Ceritanya saya ngajar di sana bukan karena saya ngelamar di sana, tapi di sana lagi butuh guru pengganti kimia karena guru kimianya sedang cuti hamil. Sumpah baru dengar juga nama sekolahnya saat itu, dan baru tahu kalo di daerah itu ada sekolah dan pesantren segede itu. (Hehe pangapunten, Gus.)

Rabu, 16 Desember 2015

Mengapa Kita Takut?

Peringatan: artikel ini nggak menjawab pertanyaan itu sama sekali.

Kalau kita punya lima macam emosi, yang kita punya adalah rasa senang, sedih, marah, jijik, dan takut. Persis seperti yang ada di film “Inside Out”. Persis seperti kalimat-kalimat pertama pada novel “Pulang”-nya Tere Liye. Iya benar. Dalam hidup ini kita bisa merasa senang, sedih, marah, jijik, takut, semuanya diatur oleh kendali memori dengan bermilyar komponen yang bekerja secara bersama, berkelanjutan, sambung-menyambung, dengan kecepatan tinggi. Semua pengalaman hidup yang pernah kita kita lalui tersimpan dalam gudang memori besar dalam otak. Pertanyaan saya adalah:

“Mengapa kita punya rasa takut?”


Iya. Mengapa kita punya rasa takut? Takut karena apa? Takut akan sesuatu yang sudah terjadi? Tidak. Kita takut dengan sesuatu yang belum terjadi. Mengapa? Mengapa kita takut?

Senin, 14 Desember 2015

Melepas Lilin Harapan untuk Kali Asem Lumajang

Masih dalam suasana Harjalu (Hari Jadi Lumajang) ke 760, di kabupaten Lumajang tercinta masih diwarnai dengan event-event yang menarik. Kebanyakan eventnya diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang yang kalender raksasanya bisa dilihat di sudut Alun-alun Lumajang (depan pendopo), tapi ada juga event-event yang diadakan oleh komunitas-komunitas anak muda lumajang. Salah satunya adalah event yang mau saya bahas ini, yaitu 1000 Lilin Harapan Kali Asem Harjalu 760.


Sabtu, 12 Desember 2015

Welcoming 2016: New Year's Resolution

Nggak kerasa banget udah mau tahun 2016, guys! Astaga. 2015 kayak cepet banget jalannya yah. Tau-tau udah Desember aja. Dan dalam waktu yang kurang dari sebulan, boom! 2016. Sudah saatnya menurunkan kalender di dinding pojokan ruang tengah dan menggantinya dengan yang baru. Gila. Kalender aja move on? Masak saya enggak?

Oke. Karena tahun lalu saya membuat resolusi yang enggak banget, tahun ini saya juga harus bikin resolusi yang lebih enggak banget juga.

Selasa, 08 Desember 2015

First Reaction: Nonton Attack On Titan

Happy readers, mungkin bosan ya, postingan-postingan saya kemarin-kemarin isinya baper melulu. Kali ini saya mau bahas yang sedikit beda, nih.

Wah? Beda gimana, Ep?

Nah, jadi gini. Beberapa hari yang lalu saya making such a conversation dengan seorang kakak tingkat saya di sebuah warung kopi. Kita sama-sama blogging waktu itu. Ya, sebenernya  dia berniat mau minta bantuan saya buat benerin templatenya dia yang nggak beres-beres sih. Tapi ternyata saya sendiri juga bingung gimana bantunya :p Tapi akhirnya ketemu juga solusinya. Ini blognya kebetulan masih baru. Semoga cepet bikin postingan yang bermanfaat. Idenya dia keren-keren. Gak kayak ide saya yan isinya baper melulu. Klik sini yaa.

Dan kemudian entah kenapa obrolan jadi nyasar ke One Piece. Saya juga gak terlalu inget. Apa gara-gara bahas gladiator di romawi jaman dulu atau gimana. (Kan di One Piece ada, tuh. Coloseum-coloseum-an). Lalu dia bilang sama saya untuk menonton anime ini, yang namanya Shingeki no Kyojin. Oke. Nggak pernah dengar sebelumnya.

Senin, 07 Desember 2015

Cerbung 1: Amplop Biru (Part One)

Karena masih ribet dengan beberapa ide yang terus bermunculan, bingung mau nulis yang mana dulu, ini ada cerita bersambung yang saya bikin beberapa minggu yang lalu. Hehehe. Nggak jelas, sih. Tapi biar blognya jadi agak rame aja gitu. Dibaca monggo (sekalian komentar ya haha). Dilewatin doang juga gak papa (komentar juga ya haha). Salam happy :*

Kamis, 03 Desember 2015

Hidup itu Seperti Melempar Batu

Hey, pernah nggak kamu ngerasa nggak berguna banget? Hidup kamu kerasa nggak guna. Kosong. Hampa. Apa sih yang kamu lakuin selama ini? Kok nggak ada hal gede yang sekiranya wow gitu. Pernah?

Hey, kamu pasti pernah ambil keputusan dalam hidupmu kan? Jangan yang gede-gede dulu yang dipikirkan. Maksud saya gini, coba pikirkan pagi ini kamu memutuskan bangun jam berapa. Pasti ada di antara kamu yang bangunnya terjadwal. Baik terjadwal oleh kebiasaan maupun terjadwal oleh alarm. Saya termasuk orang yang bangun paginya terjadwal oleh alarm. Dan saat alarm berbunyi, saya menentukan. Saya memutuskan saya akan memencet tombol snooze atau tombol stop.

Rabu, 02 Desember 2015

Jangan Lakuin 13 Hal ini (Guys) Kalau Kamu Nggak Mau Dibilang PHP!

“Haaaaah! PeHaPeeee!”
Iya. Siapa sih yang nggak sebel di-PHP-in? Udah lama-lama nunggu, main ati, makan ati, seneng, galau gak jelas beberapa lama, ternyata...


Emang PHP itu apaan sih, Ep?

Saya jelasin dulu ya, buat yang masih belum ngeh PHP itu apa. PHP itu singkatan dari Pemberian Harapan Palsu. Iya maksudnya kamu kasih sinyal-sinyal random ke dia. Kalau diibaratin perempatan lampu merah, yang nyala lampu ijo yang ke-ijo-ijo-an. Kamu nggak sadar sudah ngelakuin ‘Pemberian Harapan’ karena kamu memperlakukan semua cewek dengan sama, misalnya. Dia udah terlanjur baper, eh belakangan dia tahu ternyata kamu baik ke semua orang. Kan PHP. Plis, minimal kamu sebagai cowok ketahuilah rambu-rambunya, Guys. Mulai dari awal yak...

Nge-Ice Cream Sambil Jamming

Saya termasuk orang yang suka nongkrong sama temen-temen. Nongkrong di cafe untuk makan es krim. Jujur, karena nggak biasa makan di luar, jadi kalo ngafe jarang beli makanan berat. Sukanya es krim atau dessert lainnya. Nah waktu main ke Malang weekend yang lalu, saya nemu cafe idaman. Idaman? Kok bisa, Ep? Iya. Ada pianonya (>_<)8

Jadi sebenernya cafe ini punya cerita. Nama sebenernya Rumah Nyit-Nyot. Udah pada tau belum? Jaman saya PPL sama skripsian dulu, tempatnya deket banget sama kampus. Tepatnya di Jl. Terusan Surabaya, Malang. Buka dari jam 11 pagi - 10 malem. Meskipun tempatnya kecil, tapi saya suka banget menu dan suasananya.

Kamis, 26 November 2015

10 Tahun Vakum, Menari Lagi

Happy readers, halo~

Beberapa minggu lalu saya dan kembaran asik ngobrol tentang topik 'orang keren'. Iya. Orang keren. Tentang bagaimana sih definisi orang keren menurut kita. Dan ternyata kami sampai pada satu kesimpulan, "Orang keren itu adalah orang yang sibuk bekerja sesuai dengan passion-nya. Dan di tengah kesibukan itu, dia masih sempat untuk disibukkan lagi dengan hobi-hobi-nya."

Nggak ada frase kalo keren itu harus 'punya banyak'. Punya duit banyak, hp banyak, baju banyak, dll. Orang yg keren itu menurut kami adalah mereka yang menikmati hidupnya sesuai dengan yang mereka inginkan. Yang inginnya nggak muluk juga tentunya.

Senin, 23 November 2015

Mawar yang Mekar di Tegarnya Karang

Hey, happy readers!

Selamat pagi. Mungkin kalian membaca postingan ini bisa siang, sore, malam, tapi sekarang masih pagi saat saya menulisnya. 

Mau bahas apa, Ep?

Gini.. Beberapa minggu yang lalu saya dapet pinjeman novel. Novelnya siapa lagi kalo bukan novelnya Tere Liye. Iya, setaun terakhir memang saya suka baca novel-novel karyanya. Padahal dulu sama sekali tidak tertarik gara-gara novelnya yang "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin", yang dibaca sama kembaran saya. Katanya ceritanya khayal. Jadi nggak tertarik sama novel dia yg lainnya (maaf, bang Tere :*). Novel yang saya pinjem dari teman kerja saya itu berjudul "Sunset Bersama Rosie". Sudah lama ingin membacanya karena menemukan beberapa quote ajaib di fanpage facebooknya. Tapi apa yang saya rasakan saat sampai di halaman terakhir? Rasanya pengen banting novel itu! Dan tidak jadi saya banting, karena sadar cuma pinjeman.


Jadi akan saya ceritakan sedikit pengalaman saya membacanya. Membaca juga pengalaman, lho.

Jumat, 20 November 2015

Tanggal Doang Pake Diinget Segala

Hey. Apa kabar?

Dua kalimat pendek itu sering mampir di kepala saya. Mampir saja, belum tersampaikan secara langsung. Jadi saya tanya, apa kabar kalian? Saya baik. << Pembukaannya aneh ya.

Tadi saya bangun pagi-pagi. Nggak spesial sih, karena tiap hari memang harus bangun pagi. Saya pencet tombol pembuka kunci hp untuk melihat jam. 02.51 am. Kepagian. 20 November 2015. Hmm. 20 November? Ada apa ya? Kok sepertinya ada sesuatu. Ingat ini malam Jum’at, nggak jadi keluar buat ambil wudu. <penakut musiman kalo malam Jum’at aja). Nunggu alarm subuh aja, tidur lagi.

Beberapa jam kemudian saya bangun. Rutinitas yang sama. Ambil hp, menyalakan untuk melihat jam. 04.45 am. Kesiangan. 20 November 2015. Hmm. Ternyata tahun lalu ada konser yang saya lewatkan di Malang. Astaga :3 Kenapa hal yang nggak terlalu penting seperti ini pun bisa inget. Padahal jelas-jelas saya nggak datang di acara itu. Masih baru ‘pingin dateng’. Heran. Aneh. Kadang otak perempuan benar-benar tidak rasional dalam mengingat urusan kalender.

Rabu, 11 November 2015

Kapan Hujan?

Hujan. Ya, aku suka hujan.
God, who doesn't?
Siapa yang nggak suka hujan?

Hujan itu lucu. Hujan itu membasahi. Yang kering tiba-tiba jadi basah. Jadi segar. Dingin. Menyejukkan. Saat kita sedang merasa kelelahan, tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat dengan masalah-masalah yang muncul, tiba-tiba datang hujan. Memang bikin mellow sesaat. Tapi sensasi saat titik-titik air menerpa wajah, itu yang menyenangkan. Titik air yang datang dari langit itu menyentuh kulitmu. Kemudian mengalir ke bawah. Menuju ke bumi lagi. Lihat. Air pun tahu asalnya. Dia berasal dari bumi. Menguap naik, dan kembali ke bumi lagi. Itu lucu sekali. Ironi dengan kita yang kadang ingin pergi ke langit dan tak kembali lagi ke bumi.


Kalau dari kutipan yang saya baca, semua orang pasti punya kenangan dengan hujan. Entah itu kenangan baik atau mellow.

Kok baik atau mellow, Ep? Baik kan pasangannya buruk.

Selasa, 03 November 2015

Maaf Lagi Galau

Hai happy readers. Lagi happy?

Jujur. Akhir-akhir ini saya lebih banyak galaunya daripada happynya. Hehehe.

Sebenernya nggak baik memang. Untuk apa galau? Galau lagi, galau lagi. Padahal banyak hal-hal kecil di sekitar kita yang patut buat disyukuri. Nggak perlu cari hal besar. Bisa bernafas saja sudah merupakan kebahagiaan. Bisa makan. Bisa minum. Bisa boker. #ups

Galau apa sih, Ep?

Galau mikirin masa depan. Sebenernya terlalu banyak berfantasi tentang masa depan, jadi lupa buat bersabar, mungkin. Kyai saya tadi siang menyampaikan ini saat rapat. Berfantasi yang baik itu berguna. Apalagi berfantasi tentang yang baik-baik di masa depan. Jadi sebenarnya apa yang saya galaukan itu nggak papa, kan?

Rabu, 23 September 2015

Tentang Rumor Kalo Saya "Ladyrose"

Hello again happy readers! Maaf jarang posting lagi, karena lumayan banyak kesibukan. Tapi mungkin minggu depan sudah banyak free nya lagi hehehe. Jadi bisa nulis2 lagi.
Judulnya tadi apaan yak maksudnya, Ep?
Nah sebelum saya bahas tentang judul, saya bahas tentang kesibukan dulu yah. Beberapa minggu ini, saya sibuk mengajar *cieh* di Madrasah Aliyah swasta setempat. Ceritanya bukan karena saya ngelamar di sana terus diterima. Tapi saya dihubungi langsung oleh pihak MA untuk menggantikan guru kimia yang sedang cuti melahirkan. Mungkin sekitar 40 hari saya menggantikan guru kimia tersebut. Karena saya masih belum ada kesibukan di pagi hari, (selama ini cuma ngajar di bimbel aja) jadi saya menyanggupinya. Mulai tanggal 21 Agustus 2015 kemarin saya sudah mengajar total 9 kelas di MA tersebut atau 28 jam pelajaran selama seminggu. Belum lagi ditambah jam mengajar saya di madrasah satunya, dan jadwal mengajar saya di bimbel yang tiap hari ada. Jadi mau nulis aja musti nyempetin malem2 sampe jam 3 pagi. Hiks. *baca tanggal postingan sebelum ini*
Judul, Ep. Hubungannya sama judul apa?
Lhaaa. Saya sudah satu bulanan mengajar di sekolah tersebut, yang kebetulan juga punya pondok pesantren. Jumlah muridnya buanyak. Buanyak banget sampe satu kelas hampir diisi 50 siswa. Siswa laki-laki kelasnya dipisah dengan siswa perempuan, kecuali kelas XI IPA 1. Sebenarnya saya lebih nyaman dengan kelas heterogen daripada kelas homogen, karena mereka akan cenderung punya rasa sungkan atau malu jika akan melakukan hal yang tidak sepatutnya dilakukan dalam kelas. Tapi jika kelasnya homogen, apalagi kelas laki-laki, mereka cenderung tidak punya rasa malu buat tidur, rame, bahkan lari-lari di kelas. It's driving me crazy sometimes, tapi ya memang harus seperti itu. Biar pengalamannya nambah ya. ;)
Satu bulan mengajar, bukan tidak mungkin ada beberapa rumor yang menyebar di kalangan siswa-siswi tentang saya. Rumornya pun ada yang betul, ada yang kurang betul, ada yang salah. Dan siswa, cenderung untuk kepo. Cenderung untuk menanyakan sendiri pada gurunya apakah rumor yang beredar di pondok-an itu benar atau salah. Pondok pesantren itu semacam asrama keagamaan dgn dasar agama islam, buat yang nggak tau ya. Contohnya seperti mereka menanyakan langsung kepada saya:
Siswi: "Ustadzah, njenengan kembar, ya?" ("Bu guru, anda kembar, ya?")
Kondisinya adalah, siswi tersebut belum pernah saya ajar karena dia berasal dari kelas lain atau kelas IPS.
Siswi: "Ustadzah kok nggak punya pacar, kenapa? Pasti punya calon kan?"
Ini agak jleb. Pacar ndak punya rek. Calon juga belum. Masih nungguin aja siapa yang mau nyalonin. *sambil belajar ngulek sambel*
Oke rumor2 tersebut mungkin tersebar di pondok-an secara cepat di kalangan siswi. Tapi ternyata di kalangan siswa, rumor yang beredar lebih ekstrim. Hehe. Lebih aneh maksudnya. Kemarin siang ada siswa-siswa putra kelas XI dan XII IPS nyamperin saya waktu saya mau masuk kelas X. Mereka suka tanya-tanya rumah saya di mana, pacar saya siapa, pin BB saya berapa, dan sebagainya. Saya jawab dengan sabar. Sampe ada yang tanya seperti ini, "Ustadzah, katanya samean ladyrose ya?"
"Hah? Kata siapa?" tanya saya agak terkejut.
"Katanya anak-anak, Ustadzah. Udah pada tau, kok. Saya outsider, Ustadzah," katanya lagi.
Saya antara shock sama bingung ya. Kok rumor yang beredar di siswa laki-laki bisa seperti itu. Bukan hal yang buruk atau memalukan memang, cuman aneh saja. Kesimpulan itu dapet darimana ya?
"Kata siapa... enggaaak. ^^ saya lagunya SID 1 aja nggak tau. Aneh-aneh deh, anak2 ini," jawab saya sambil senyum-senyum.
Oke perlu saya klarifikasi. Katanya sih, katanya. Outsider itu nama fans-nya grup band Indonesia yang lumayan terkenal namanya Superman Is Dead. Ladyrose itu nama fans-nya yang berjenis cewek. (Berjenis?)
Sampe kebawa pulang. Saya pikirin terus di jalan pulang, ini anak-anak ngambil kesimpulan kayak gitu darimana. Saya flashback beberapa minggu lalu.
Saya masuk ke kelas XII IPA 1. Isinya 15 anak laki-laki semua. Pelajaran berjalan seperti biasa. Saya menjelaskan sedikit, anak-anak latihan soal. Lalu dibahas bersama. Nah di sela-sela mereka mengerjakan soal latihan, saya ajak mereka mengobrol. Mengobrol ini mengobrol itu. Kepo ini kepo itu. Kemudian salah satu siswa ada yang nyeletuk kalo dia mau pergi ke Situbondo. Saya sebagai guru yang perhatian (atau guru yang kepo) tanya lebih lanjut, "mau ngapain ke Situbondo?"
Dia menjawab sambil malu-malu, "ehh.. hehe itu, Bu. Biasa ada acara outsiders. Saya outsiders Lumajang, Bu."
Dengan background sudah-tahu-apa-itu-outsiders, saya tanya lagi dengan ekspresi agak excited, "Lho? SID mau konser di Situbondo?"
Dan duar. Kelas pecah. Mereka gak nyangka sepertinya guru mereka yang masih ting2 ini tau apa itu outsiders. Ajakan nonton bareng pun saya dapatkan.
"Ayo, Bu. Ikut nonton tanggal 16. Lumajang ndak punya Ladyrose, Bu. Ayok Buuu.." katanya.
"Waduh... salah respons ya, kayaknya?" pikir saya sambil garuk-garuk jilbab. Padahal emang hobi saya kepo gitu. Tanya-tanya yang nggak penting, gara-gara keinget punya temen yang sepertinya hobi nontonin SID. Gak sengaja nyeletuk kayak gitu.
Beberapa hari kemudian, saya masuk kelas itu lagi. Iya lagi-lagi anak itu kasih info ke saya, kalo SID mau ada konser lagi di Malang. Tanggal 19 Agustus. Saya senyum-senyum aja. Saya tanya dia untuk apa pergi lagi kalau kemarin juga sudah nonton di Situbondo. Dia bilang, "namanya juga suka, Bu."
Oke sebagai guru yang pernah muda, saya berusaha mengerti. Tapi sebagai guru yang baik, saya bilangi dia supaya nggak berbuat macam-macam. Beres.
Kemarin pagi, saya masuk kelas itu lagi. Dan lagi-lagi, dapet info kalau SID mau perform di Jombang tanggal 26. Sampe gitu, ya. Padahal saya sudah bilang saya nggak tau apa-apa ttg mereka. Cuma bisa tepok jidat.
Respons yang salah, kemarin siang saya lakukan lagi. Lanjutan obrolan dengan anak XI IPS yang tadi sebelum masuk kelas X. Dia bilang, "habis ini mau konser lagi, Ustadzah. Di Jombang."
Respon yang benar: "haduh, jauh rek. Kalian mau nonton jauh-jauh untuk apa? Mending belajar yang rajin, kan mau UTS."
Respon yang salah (yang sayangnya terlanjur saya lontarkan): "yang tanggal 26 itu?"
*pengen tarik jilbab rasanya*
Siswa saya yang itu langsung berbinar sambil membuka kancing bajunya. Lainnya juga jadi agak heboh. Enggak. Enggak aneh-aneh. Dia memamerkan kaos hitamnya yang bertuliskan Superman Is Dead, yang dia pakai dibalik seragam sekolahnya.
Oke, Ep. Salah respon.
Klarifikasi yaaaah. Saya bukan ladyrose. Gimana bisa di pondok-an putra beredar kabar kayak gitu. Saya nggak tau lagu mereka. Belum dengerin. Palingan taunya yang gini aja:
Jika kami bersama
Nyalakan tanda bahaya
Udah lanjutannya lupa. *tepok jidat*

Superman Is Dead (sumber: Google)


Saya nggak bilang kalo jadi outsider sama ladyrose itu buruk. Saya pernah jadi fans Evanescence bertahun-tahun yang suka dengerin album-album LIVE nya sambil nangis-nangis saking sukanya. Jadi fans The Script juga. Fans Mocca juga (yang ini sudah saya bahas di posting sebelumnya, ya :)). Tapi saya gimana bisa dibilang ladyrose kalo 1 lagu aja gak tau. Hiks jadi malu. Ya kalo jodohnya, suatu hari pasti saya dengerin kok lagunya SID. Kalo bukan jodohnya ya enggak. <<APA INI?!
Gitu aja, sih happy readers. Cuma sekedar share. Nggak bermaksud untuk menyinggung pihak atau kelompok manapun kok. Cuma pesan saya buat siswa/siswi saya, kalo nonton konser harus izin orang tua dulu. Dan nggak boleh ngelakuin hal-hal yang di luar batas, ya. Kalo selesai langsung pulang. Apalagi yang sampe mau lihat konser di luar kota. Hati-hati karena orang tua selalu mengkhawatirkan kalian. :) Dan pesan buat saya sendiri juga. Jangan asal NANYA!
Keep happy and smile! :)

Selasa, 08 September 2015

Throwback: Nonton Mocca

Selamat malam, happy readers! Lagi pengen curhat. Huahahaha. Ini isinya curhat loh, kalo nggak kuat mending gak usah baca. Agak lebai mungkin. Hahahah

Saya mau cerita pengalaman saya pertama kali nonton konser di malang. Tepat setahun yang lalu. Tanggal 7 September 2014. Iya udah lulus luliah. Jadi ceritanya saya 4 tahun kuliah di malang dari tahun 2010, baru itu saya nonton konser2an. Saya mah anak kos2an. Terlalu pendiem dan terlalu lugu mungkin buat nonton konser2an gitu yak.

Nah yang ini kenapa bisa berangkat gimana ceritanya?
Hayooo penasaran ya? -ah enggak ep.

Hehe jadi gini, saya waktu itu udah check out dari malang. Udah get out. Udah nggak ngekos lagi. Udah pulang, karena saya lulus bulan Juni. Nah tapi tiap bulan masih saya sempet2in aja pergi ke malang. Maklum, punya temen2 yang ngangenin. 😊 tiap mau berangkat ke malang, selalu nyempetin ngecek website nya @eventmalang, siapa tau ada event2 menarik dan penting. Biar worth it gitu, ke malangnya.

Nah tanggal 6 September itu jadwal saya wisuda. (Alhamdulillah!) setelah menempuh perkuliahan 4 taun, struggling skripsi tepat setahun juga karena judul saya di-acc dosen jg tanggal 6 September 2013 hehehe, akhirnya saya wisuda. Hore. Saya berencana berangkat tanggal 4 September. Nemenin kembaran yang kebetulan mau ada acara perpisahan di jurusan. Dan saya diundang loh! Jadi guest star gitu. Ciyeee. 😂 sempet akustikan gitu di acara hiburannya. Wah2 mulai melenceng dari cerita.

Sebelum berangkat, jauh hari saya nontonin @eventmalang. Dan kemudian astaga, band kesukaan temen saya mau konser di kickfest. Kickfest itu semacam acara indie clothing gt yang biasanya diadain di Malang, Sby, sama Bandung. Gede gitu acaranya. Nah langsung saya hubungin temen saya, dan dia fix mau nonton. Bandnya namanya Mocca. Saya sih udah tau lagu-lagunya Mocca udah lama banget. Udah dari sebelum kuliah udah lengkap perbendaharaan lagu Mocca saya. Cuman belum terlalu klik. Gara-gara ditunjukkin video2nya Mocca sama temen saya, eh jadi suka. Ya udah, saya jadi tambah excited buat pergi.

Pas saya sudah di malang, biasalah anak sosmed, rajin banget cek timeline twitter. Waktu itu emang lagi gak ada hp android. Hape saya baru ilang belum dapet sebulan.  Cuma pake nokia pinjeman yang internetnya lumayan. Bisa buat whatsappan sama twitteran. Dan saya nemu sayembara di twitternya @infomalang. Iseng-iseng ikut. Hadiahnya tiket masuk kickfest. Biar gratisan gitu. Eh, dapet! Alhamdulillah. Seneng banget hatinya. Huahahaha.

Berangkatlah saya ke kickfest sama temen saya, cuma berbekal DM di twitter dari @infomalang sekitar jam setengah 7 malem. Nah masalahnya, saya nggak tau nukerinnya di mana. Saya hubungin terus CP-nya, tapi nggak ketemu-ketemu. Temen saya udah selesai antri tiket. Dan kayaknya dia gak sabaran masuk. Takut ketinggalan mocca-nya. Hhhh. Oke langsung nanyain ke mas-mas di gerbang aja. Saya jalan nekat ke gerbang dan nanyain ke panitia. Panitianya nyuruh saya masuk sendiri buat ngomong sama orang yang lebih penting lagi, ninggalin temen saya di luar. Kemudian setelah beberapa argumen ini itu (karena ternyata pihak kickfest tidak tahu menahu tentang sayembara tersebut) akhirnya saya dibolehin tetep masuk. Tinggal minta stempel di tangan aja, karena emang udah terlanjur masuk.

"Jadi gimana mas? Saya boleh masuk pake voucher yang ini apa enggak?" Sambil nunjukkin DM.
"Hmm.. ya udah boleh deh mbak. Bentar ya, cowoknya tak suruh masuk dulu," kata mas2nya sambil langsung keluar mau manggil temen saya.
"Lho mas, itu bukan cowok sa....," yah masnya udah keburu pergi. Dikirain cowok saya itu. Iya mas itu. Hauft. Ya udah sih.

Akhirnya masuklah kita ke kickfest area. Poto-poto bentar, langsung menuju lapangan yang ada panggungnya. Gak pake mampir-mampir di stand2 pakaian dsb karena tujuan kami memang mau nonton band-nya. Temen saya takut ketinggalan Mocca-nya. Iyedah. Oke makannya nanti aja. *hiks sampe bela-belain belum makan* lah berangkatnya tadi juga sore amat.

Kami duduk di depan panggungnya, dengan jarak sekitar 50 meteran, langsung di rumput. Maklum gak ada tribun. Tapi malah dapet feel-nya. Istilah jawanya "nggelempoh." Masih ada penampilan dari band-band pembuka. Kami tungguin sambil minum-minum. Eh, buka. Minum-minum yang serem lho ya. Sebelum sampe kickfest sebelumnya kami mampir di ind*maret buat beli minuman. Yang saya taruh di tas saya.

"Hei, Ep. Untung kamu tadi lewat situ (saya emang masuk lewat jalur khusus panitia). Yang tadi lewat pintu masuk utama, tasnya diperiksain. Gak boleh bawa makanan dan minuman dari luar," kata temen saya.

Huahahaha rejeki anak sholehah.

Saya liat ke depan. Panggungnya gede banget. Megah gitu. Dan ada layar LCD nya di backdrop. Di kanan kiri panggung. Saya sempet ternganga sampe diledekin temen saya gara2 gak pernah nonton konser. Ih, gue tinggal pulang juga lu.

Sambil nahan-nahan laper, kami mulai berdiri maju tepat di depan panggung pukul 20.30. Iya nunggunya selama itu. Untung obrolan sama temen gak abis2. Gak garing2. Ya namanya juga temen. Masih band pembuka. Tapi unyu banget bandnya, bisa kami nikmati. Sampai akhirnya sekitar pukul 21.30, Mocca nya keluar.

Haduhh.. udah gak kuat nahan ini perut sebenernya. Magg pasti kambuh lagi. Udah berkunang-kunang. Tapi pas denger lagu pertama, I Love You Anyway, langsung seger lagi. Malah gak bisa kalo gak ikut nyanyi bareng2 temen-temen fans mocca (yang namanya swingingfriends) di kanan-kiri kami. Maklum kami di baris depan. Bareng-bareng sama fans beratnya. Yang teriak-teriakin nama penyanyinya, Arina. Anehnya saya juga ikut teriak-teriak. Temen saya malah teriak "I love you." Haduh. #tepokjidat

Tapi suer. Penampilan mereka keren banget. Mainnya bersih. Persis kayak lagu-lagu di rekamannya, dengan sedikit improve yang makin bikin geregetan. Maksudnya nggak ada fals2nya. Mainnya profesional. Kak Arina juga selalu menjaga komunikasi dengan penonton. Yang selalu bikin pengen ikutan nyanyi terus dan senyum terus. Ketawa terus.

Sekitar 10-11 lagu mereka nyanyikan. Saya tahu semua lagunya. Tapi yang hafal cuma beberapa. Pas lagu favorit saya dimainin, Hyper-Ballad, yang kebetulan memang cover dari Björk, saya terharu. Teman saya malah histeris. Enggak tau kenapa maybe dia excited juga sampe mbak-mbak sebelah saya yang ngakunya SF (swingingfriends) kena marah temen saya gara-gara tanya ke saya itu lagu judulnya apa. Lagu-lagu yang dimainin mungkin yang udah pernah jadi hitz. Kayak I Remember, Secret Admirer, My Only One, This Conversation, On The Night Like This, Hyper-Ballad, dan lainnya lagi. Ditutup dengan Me And My Boyfriend. Tapi kami masih belum puas, eh ditambahin Life Keep On Turning. Nah, buat yang lagu terakhir ini, saya kurang familiar. Maaf teh Arina. 😀 tapi kemudian jadi tahu, kok.

Sudah puas dengan penampilan mereka, pengennya ke backstage. Mau foto-foto gitu. Tapi kami sama-sama tak tahu arah tak tahu jalan. Akhirnya cuma duduk-duduk di rumput lagi sambil ngelurusin kaki. Maklum capek loncat-loncat. Padahal lagunua swing, tapi gak tahan buat gak loncat2. Oke kami histeris. Dan besoknya kami tahu bahwa SF2 lain saat itu sedang asik berfoto ria dengan Mocca di backstage. Kezel. Tapi worth it lah. Udah bisa nonton juga udah seneng.

Pengen sih, nonton Mocca lagi. Karena sekitar bulan-bulan kemarin mereka datang di acara Food Cartel Surabaya. Cuman gak ada temen buat ke sana. Batal lah berangkatnya. Dan beberapa bulan kemudian saya dikasih tau temen saya (yang lain) sempet nonton, dan acaranya keren. Ada meet & greetnya juga. Heaaahh, kenapa gak ngajakin guehhh?? Kzl

Udah curhatnya? Iya udah. Album Mocca yang baru belum kebeli. Masih ada beberapa keperluan. Semoga bulan depan udah bisa beli. Yang belum tau Mocca, bisa cek di mymocca.com ya teman-teman. Lagu mereka lucu-lucu kayak akuh. Itu ada foto Arina Mocca yang berhasil kami dapatkan. Sumpah itu gak pake tripod. Pake kepala saya buat stabilizer kamera. *wink* thanks udah baca!

Minggu, 06 September 2015

Apa Itu Platonic Love?

Hallo happy readers! Kali ini saya akan membahas mengenai platonic love. Muter-muter di pikiran saya dari kemarin sore. Sampai tadi pagi di tempat kerja ditegur sama senior, "kenapa kok suram gitu wajahnya? Gara2 status platonic kemarin sore ya? Memang masih ada ya cinta semacam itu?"

Saya cuma senyum. Saya tahu istilah "platonic" itu sekitar satu tahun yang lalu, dari series How I Met Your Mother season 9. Saya kira orang Indonesia nggak ada yang tahu (karena memang jarang terdengar istilah tersebut). Karena penasaran, jadi langsung saya tanya ke senior saya. Takutnya pengertian platonic love milik beliau berbeda dari yang saya tahu.
"Bu, memang platonic love itu apa menurut njenengan (anda)?"
Beliau menjawab, "cinta platonik atau platonic love itu cinta yang tulus sebagai sahabat. Tapi yang bener-bener tulus. Tidak menginginkan lebih. Tidak pacaran. Kakak adik juga bukan."
Saya makin penasaran, "tapi gitu itu bisa 'jadi' ya, bu?" Iya maksa. "Bisa jadi, mungkin. Tapi ini cinta yang tulus dlm persahabatan lho. Kenapa? Terjebak dalam cinta platonic?"
Saya senyum sekali lagi. Kalau yang dirasakan itu platonic, bagaimana bisa merasa terjebak?

Dari series HIMYMs9, yang saya tangkap platonic adalah hubungan antara 2 orang, laki-laki dan perempuan, saling menjaga saling peduli dan tanpa keinginan untuk saling memiliki (secara fisik). 

Gampangannya gini, jika dua orang tersebut ditinggalkan dalam 1 dunia atau ruang "tak berbatas" berdua saja, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Tidak ada sexual intention-lah. Bahkan jika kondisinya benar-benar memaksa, mereka berdua tidak dapat melakukannya. Cinta mereka ada. Tapi bukan cinta semacam itu.
"If a man and woman are forced to make out with each other on the next 20 minutes and none of them can do that, they're platonic. But if they're twenty minutes away from happily ever after, then they're not platonic."
Anything can happen in 20 minutes. Jika kamu diberi waktu 20 menit saja untuk hidup dan harus menyatakan perasaan kepada seseorang, kemudian kamu melakukannya, itu bukan platonic namanya.
Saya melakukan riset (halah googling aja bilangnya riset). Dari beberapa sumber, ternyata derajat ketertarikan pada lawan jenis itu ada 5. Ini di antaranya:

1. Aestetik
Ketertarikan pada lawan jenis yang didasari pada ketertarikan akan apa yang dilihat saja, seperti kecantikan atau penampakan dari luar. Tidak ada keinginan untuk berhubungan, dekat, dan sejenisnya.

2. Platonik
Ketertarikan pada lawan jenis in sense of family or friendship. Keinginan untuk terus dekat, peduli, tapi tidak ada ketertarikan secara seksual.

3. Sensual
Ini juga semacam platonik, tapi ada keinginan untuk mendapatkan sentuhan, seperti pelukan, ciuman, atau hubungan yang lebih dekat lainnya.

4. Romantik
Ketertarikan jenis ini adalah ketertarikan antara lawan jenis yang benar-benar didasari pada keinginan untuk berhubungan (pacaran maksudnya, atau menikah?). Jadi yang jenis ini ada goalnya. Pacaran. Atau menikah. Pokoknya gitulah.

5. Seksual
Gimana jelasinnya ya, ketertarikan jenis ini mungkin kalian juga udah pada paham. Jadi tertariknya didasari sama keinginan untuk melakukan hubungan seks. Biasanya juga gara2 penampilan fisik. Bedanya kalo yang aestetik tadi gak ada keinginan lebih lanjut dari ketertarikan itu, kalo yang ini goalnya ya itu.


Dari macam-macam ketertarikan (attraction) tersebut, sudah jelas bahwa platonic ada di urutan kedua dari skala tertarik dan bener-bener "tertarik". Platonik tidak mengharapkan apa-apa. Cuma saling care aja. Karena masih penasaran, saya coba cari di wiki.

Gagasan platonik ini dipopulerkan oleh Plato, dari Yunani tentang cinta platonik.
  • Platonik adalah hubungan cinta antara dua orang tanpa adanya sexual intention. Masih sama artinya.
  • Platonik adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang suci, tulus, dan menghargai. Lagi, tanpa adanya ketertarikan untuk berhubungan lebih jauh.
  • Platonik adalah nama keren dari FRIENDZONE. What? No no no.

Sebenarnya iya juga sih. Tapi menurut saya, arti kata friendzone sudah bergeser. Friendzone sekarang lebih tepatnya adalah keadaan dimana laki-laki dan perempuan bersahabat, tapi salah satu memiliki intention untuk berhubungan lebih. Lebih dari sahabat. Sedangkan pihak satunya tidak begitu. Dia menganggap pertemanan tersebut wajar seperti pertemanan biasa lainnya. Itu friendzone menurut saya.

Kalau platonik? Platonik itu lain. Dia punya kata chaste. Suci. Tulus. Sahabat. Family. Dan perasaan ini harus dirasakan dari kedua belah pihak. Biasanya memang yang kayak gini susah disadari oleh pihak yang mengalaminya sendiri. Karena terlalu tulus mungkin. Gak nyadar kalau ini juga jenis dari attraction.

Memang sering muncul pertanyaan dari orang-orang, "udah sama si itu aja. Dia baik gitu sama kamu." "Eh? Kalian gak pacaran? Ah padahal cocok." Dan lain-lain. Tapi pihak yang dimaksud malah menjawab:
"What?? No. No. No. There's no way we can be together. Him/her? No. He/she's a total friend."
Iya gitu.

Kadang ada yang bingung. Lagi sahabatan sama lawan jenis, tapi perasaan kalian sebenarnya apa? Perasaan sahabat kalian sebenarnya apa? Mungkin kalau dirasa penting, bicarakan. Tapi jangan tanya langsung ya, biar nggak awkward. Selipin pertanyaan dengan obrolan-obrolan garing dan gak penting kalian. Tanyakan definisi romantisme dan persahabatan di matanya. Kamu juga kasih pendapat juga, kalau dia beneran sahabat kamu dia pasti ngerti ujungnya. Tapi inget, jangan baper.

Ada yang mengalami? Pasti banyak. Saya sendiri juga mengalami. Saya dan kembaran punya teman yang sudah kami anggap seperti kakak kami sendiri. Ya meski gak ada yang nanyain atau nyuruh kami buat pacaran *muntah*, tapi kembaran saya sama dia pernah dicurigain ada sesuatu oleh teman-teman. Huahaha pengen ngakak. Sekarang dia udah pindah ke Jogjakarta, tapi kami masih berhubungan via chat. Cek blognya dia ya buat download video anime >> Anime Eye's

Udah segitu dulu postingan gak penting siang ini ya, happy readers! Moga bisa nambah informasi dan sedikit inspirasi. Oiya, kalau masih belum nangkep juga, bisa nonton series How I Met Your Mother season 9 episode "Platonish". Worth it kok. Ya kira-kira seperti itulah. Hehehe. Saya tutup dengan quote menarik dari Ted Mosby-nya tentang perasaannya pada Robin saat berbicara pada Marshall Erikson di akhir episode.
"You're right. We're not platonic. Platonish, maybe." --Ted Mosby

Minggu, 30 Agustus 2015

Buat Kamu Ladies yang Merasa Jadi Pilihan Terakhir Si Dia

"What? Jadi aku cuma pilihan terakhirnya dia aja? Terus aku ngapain terus-terusan nungguin dia?"

Pikiran kayak gini mungkin sering muncul di benak kamu (ladies) yang sedang berada di zona ketidakpastian dari cowok. Zona ketidakpastian alias digantungin.
Hubungan kamu dengan dia, teman. Tapi kadang kalau ditanya orang hubungan kalian apa, sering dibumbui kata CUMA teman atau SEBATAS teman. Selain untuk meyakinkan orang yg nanya, kamu juga berkata seperti itu untuk memastikan diri sendiri supaya tidak mengharap lebih.
Hubungan kamu dengan dia, teman. Tapi udah nggak kayak teman lagi. Kamu sering mikirin dia. Kamu carenya sama dia udah care melebihi care sama temen-temen lain. Kamu sering keluar bareng sama dia dan ngerasa kurang kalo sehari gak ngobrol sama dia. Dia pun begitu (sepertinya). Tapi kalian nggak pacaran.  Enggak pernah punya panggilan "sayang", "cinta", "bebi", dan panggilan-panggilan lain yang bikin geli.

Mungkin memang ada sedikit momen-momen romantisme, yang membuat kamu merasa dia patut dipertahankan. Patut diperjuangkan. Tapi siapalah kamu, yang hanya perempuan. Terlalu gengsi atau malu untuk maju duluan. Sampai suatu saat dia menyatakan kerumitannya tentang perasaan.

Dia bilang. Dia memiliki perasaan padamu yang melebihi perasaan untuk seorang teman. Hati kamu bersorak kegirangan. Bunga-bunga bermekaran. Lalu semuanya luruh saat dia berkata tidak bisa menjalaninya sekarang. Tidak bisa untuk mengikatkan sebuah komitmen hubungan wajar laki-laki dan perempuan. Kita cukuplah saat ini menjadi teman.

Apa yang kamu rasakan? Senang. Tapi apa yang sebenarnya kamu inginkan? Hubungan? Iya kan? Akhirnya kamu sering menerka-nerka mengapa dia berkata demikian. Mengapa dia menyatakan perasaan kalau akhirnya kamu digantungkan? Apa kamu hanya pilihan?

(Sudah ah main rima2annya. Capek mikir. Wkwk mikir sambil curhats)

Di sini pasti kamu (ladies) yang lagi digantungin yang merasa seperti itu ya. Apa dia cuma jadiin kamu pilihan terakhirnya? Dia masih memilih-milih cewek lainnya? Kalau gak ada yang mau sama dia akhirnya pilihan terakhir ya cuma kamu. Gitu? Kamu tersinggung? Iya. Dia egois. Dia sudah berani bilang kalau kita spesial. Dia tidak memikirkan apa yang terjadi pada hati kita waktu dia bilang hal semacam itu kan? Habis dibikin terbang terus dijatuhkan. Tapi anehnya kita masih bertahan. Ya itu tadi. Radak gebleknya. #ups

Tapi itu boleh jadi cuma pikiran buruk kamu aja sih. Ya namanya sesuatu yang gak pasti, artikel ini juga mungkin cuma spekulasi. Tapi beberapa minggu yang lalu saya habis dapet pencerahan tentang hal ini. Begini...

Saya diceritain sama temen saya, cowok. Nggak terlalu akrab sih, tapi dia suka cerita-cerita tentang pernikahannya dia. *eak jadi pengen*
Jadi dia pernah punya masalah dengan istrinya gitu. Rumah tangga ya, jadi masalahnya udah bukan drama2an anak pacaran. Pasti ada cekcok kan? Dan di akhir cekcok, *ini yang paling saya tangkep dari ceritanya* istrinya sampe nanya, "Sebenernya mas nikah sama aku itu karena apa?" Dan temen saya yang cowok itu menjawab dengan enteng, "Nggak ada lagi."

Saya dan beberapa temen cewek lain yang dengerin cerita itu langsung diem. Speechless. Tega banget bilang gitu padahal itu istrinya sendiri. Lalu dia melanjutkan cerita. Saya masih radak blank sama kalimatnya barusan. Gak denger the rest of the story sampe dia bilang lagi, "sebelum kita nikah itu proses memilih. Udah nggak ada lagi, jadi ya saya nikah sama dia."

Ohhh.

Iya, oh. Bener ladies, dia mungkin lagi milih-milih cewek buat jadi pendampingnya dia. Mungkin kalau katanya Bang Tere Liye sambil memantaskan diri. Tapi iya, pilihannya mungkin juga bukan kamu saja. Kamu jadi pilihan terakhir? Hei! Itu penghargaan!

Penghargaan gimana? Pilihan terakhir. Berarti sekarang dia (sambil perbaikan diri mungkin) lagi mencari cewek yang sekiranya lebih baik dari kamu. Selama ini kamu mungkin ada di puncak tertinggi urutan cewek yang paling baik yang dia kenal. Bukannya langsung nyabet kamu, tapi dia merasa harus sebaik kamu juga buat dapetin kamu. Ingat ladies, laki2 itu suka berjuang. Berjuangnya juga dengan cara yang berbeda-beda. Sabar aja.

Penghargaan gimana? Berarti aku cuma cadangan?
Bukan. Kamu pemain utama. Berpikirlah positif. Jika nantinya kamu yang berhasil dia dapatkan, berarti tidak ada cewek lain yang lebih baik dari kamu DI MATANYA. Nggak ada yang lebih sabar dari kamu. Nggak ada yang lebih menghormati dia selain kamu. Nggak ada yang lebih menghargai dia selain kamu. (Ya, bisa jadi ibunya lebih sayang sama dia dari pada kamu sih ya.) Bukan berarti gak ada cewek yang lebih baik dari kamu. (Kalo itu pasti ada aja). Kamu dijadikan tolak ukur sama dia. Tolak ukur buat mendekati cewek-cewek lainnya. Kamu juga kudu realistis dong, cewek gak cuma satu. Gak cuma kamu aja. Dia berhak buat milah-milah. Kamu tenang aja. Selama kamu juga beranjak dewasa, mengembangkan diri, dan menjadi lebih baik lagi, tolak ukur dia juga akan meningkat. Kamu jadi semakin cemerlang gak hanya di matanya. Di mata cowok2 lain juga #eh

Penghargaan ya? Iya. Jika kamu dan dia bersama pada akhirnya, dia akan menerima apapun yang kamu punya. Apapun yang kamu bawa. Karena kamulah pilihan terakhirnya. Yang lain gak punya yang kita punya. Hatinya. #tsehhhh

Kalaupun akhirnya jika dia memilih orang yang bukan kamu, itu juga pelajaran buat kamu. Bukan berarti dia menemukan orang yang lebih baik dari kamu juga. Tapi dia menemukan orang yang baiknya sama dengan dia. Agak menyebalkan memang, karena dia sudah pernah menyatakan sama kamu duluan. Tapi dia nggak salah juga kan? Dia juga memberi kamu kebebasan untuk mencari, untuk menemukan. Dengan dia memilih orang lain, mungkin lebih memberimu kebebasan. Daripada digantungkan~

Kalau ada cowok yang suatu hari nanti menikahi kamu dengan alasan itu, "nggak ada lagi", berbahagialah. Kamu pilihan terakhir dia, tolak ukurnya dia untuk mendekat dengan cewek lain selain kamu. Berlatih untuk berpikir positif itu perlu. Kalau dia tidak serius untuk apa mengikatkan hubungan seumur hidup denganmu? Itu sudah penghargaan tertinggi. Bersiaplah. Mungkin benar dia, mungkin juga orang lain, yang menjadikan kita sebagai pilihan terakhirnya. Jangan galau ya! *bilangnya sambil ngadep kaca*

Kamis, 13 Agustus 2015

Tipe-tipe Siswa di Bimbelan

Halo teman-teman! Kali ini saya lagi pengen nulis yang ada hubungannya sama kerjaan saya setaun ini. Hmm. Bener. Saya kerja di tempat bimbel atau les sebagai pengajar mata pelajaran kimia. Mengajar memang passion saya. Tapi ternyata (seperti yang saya duga), mengajar di tempat les tidaklah sama dengan mengajar anak-anak di sekolah.
Anak-anak cenderung memperhatikan guru agar dapat nilai bagus di sekolah. Guru dihormati dan ditakuti anak-anak di sekolah (kebanyakan masih gitu sih). Dan setiap anak dalam satu kelas progress materi belajarnya sama. Berbeda dengan di bimbel. Mereka les biar bisa, biar dapet nilai bagus di sekolah. Itu juga dalam 1 kelas kadang progress materi mereka di sekolah masing2 juga beda. Ini yang paling bikin pusing kita-kita.
Anak-anak sekolahan yang pulang sekolah dateng buat les harus kami sambut dengan tangan terbuka. Kami harus memotivasi mereka untuk semangat belajar. Semangat dapet nilai bagus. Semangat buat sukses. Nah, sesuai observasi saya selama ini, ada beberapa tipe siswa di tempat les, seperti yang saya tulis di bawah ini:

1. Niat Les
Anak-anak yang niat les ini cenderung berpusat ke pelajaran. Dia berusaha. Sangat-sangat berusaha untuk memanfaatkan segala fasilitas di tempat les, seperti buku latihan soal2, modul, bahkan tentor. Kalo ada pr dari sekolah, langsung dia tanyain bahkan sebelum baca soalnya. Tapi mereka bener-bener konsisten. Selalu dateng gak pernah absen. Memperhatikan dengan seksama waktu tentornya menjelaskan. Dan menanyakan kalo masih belum jelas.

2. Si Pendiam
Ada juga siswa tipe ini. Diem. Gak ditanya, diem. Ditanyain, juga diem. Pokoknya diem deh. Kadang pengajar kayak kita jadi bingung ini anak udah beneran ngerti atau enggak. -_-

3. Si Tanya Mulu
Siswa jenis ini sukanya tanya terus. Belum selese jelasin yang ditanyain sebelumnya, udah tanya lagi pertanyaan yang lain. Seringnya yang ditanyain jarang berhubungan sama pelajaran di sekolah. Tapi lebih ke sesuatu yang bikin mereka penasaran. Jelasinnya sih seneng-seneng aja meskipun agak bikin sebel. Tapi kasian siswa lainnya, mereka bisa juga merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan gak penting si ini.

4. Yang Rame Terus tapi Gak Perhatiin
Ini annoying banget. Udah rame terus, yang dia ramein hal2 diluar pelajaran. Ganggu banget.

5. Yang Aktifnya Ngajak Berantem Tentor
Siswa yang ini sebenernya gak ngajakin berantem, tapi dia ngetes. Ngetes apa bener tentornya ini nguasain materi atau enggak. Dia nanya yang seharusnya dia udah tau jawabannya. Udah gitu dia ngotot jawaban dari tentornya harus persis kayak yang dikasih sama gurunya.

6. Gadget Terus
Siapa yang gak suka gadgetan? Apalagi siswa jaman sekarang dari SD sampe SMA udah pada bawa gadget macem bb, android, atau iPhone. Ada siswa yang bukannya pegang buku dan bulpen, malah gadget terus. Biasanya saya siasati dengan saya teriakin dari depan, "Ping ping ping!" Entar anaknya ngerasa di-ping kok.

7. Mejeng Doang
Iya, ini les cuma ikut2 temennya. Asal dateng biar bisa curcol, keluar rumah lebih lama, kumpul sama temen2nya. Dsb

Nah tipe yang manakah kamu adek2? 😀😊

Alasan Cewek Masih Pake Jeans dan Sneakers

Di usia kita-kita yang segini nih (kita?) sepertinya cewek2 udah mulai memperdulikan penampilan. Mulai banyak shopping sana shopping sini. Order online ini itu.
Order cabe misalnya?
Enggak. Maksudnya order barang-barang fashion.
Ooohh..
Kamu kali ya?
Gue mah cuma liat-liat doang. Ga ada bajet. *jujur amat*
Nah. Untuk remaja putri yang sudah mulai beranjak dewasa, usia sekitar 18-21an, pasti pernah merasakan adanya keinginan buat mendeklarasikan kecewekan mereka #halah. They want to show the world that they're a lady. Mungkin deep down mereka udah lady, karena dari sononya begitu. Tapi di umur segitu, mereka cenderung ingin menunjukkan. Biar semua orang tahu. Semua orang harus tahu. Jadi mereka mulai memperhatikan penampilan. Pengen lebih kecewek2an. Belajar pake rok, belajar make up, belajar pake heels, dsb.
Dari judul di atas, udah pada tahu bahasan saya pada kali ini apa ya? Yup. Jeans dan sneakers memang outfit yang lumayan enggak kecewek2an. Maskulin. Yang agak "manly" gitu. Tapi ternyata remaja putri masih banyak yang pake outfit jenis ini. Mereka lebih sedikit jumlahnya (kayaknya). Dan ini dia beberapa alesan yang mungkin dimiliki cewek2 yang masih gemar pake jeans sama sneakers.
1. Nyaman
Jeans sama sneakers itu lebih nyaman dipakenya.
Lebih nyaman dibanding apa ep?
Lebih nyaman dipake dibandingin pake bawahan yg lainnya. Masak iya mau keluar cuman pake underwear doang?
Selain itu jeans lebih fleksibel buat ngelakuin semua aktivitas. Cewek2 kan udah pada emansipasi nih, gak cuma belajar membaca menulis macak dan masak di rumah doang. Sejak jaman bu kartini dulu, akhirnya banyak juga cewek2 yang sekolah di luar rumah dan bahkan bekerja. Saya misalnya (ehm!). Jadi sebenernya jeans lebih fleksibel. Buat jalan2, lari2, selonjoran, duduk2 santai (baca: bersila. Sila pancasila), jongkok (kalo lagi di wc), dan semuanya. Senengnya saya ngajar di bimbel yang gak ada straight rule tentang berpakaian. Jadi pake jeans masih oke2 aja. 
Oiya, kudu sama sneakers ya ep?
Ya enggak sih, cuman sneakers lebih nyaman aja. Udahlah intinya nyaman. Nanya mulu lo.
2. Casual tapi Masih Modis
Celana jeans masih jadi favorit kebanyakan cewek di muka bumi. Kesannya casual. Nyantai, gak resmi2 amat. Kitanya enak, yang liat juga enak (mungkin). Ada beberapa artis yang pernah diliput si tv yang menjadikan jeans sebagai outfit favorit mereka, yaitu Franda dan Omesh kalo ga salah ya. Dan menurut saya jeans masih termasuk barang fashion yang klasik. Udah lama adanya, tapi masih banyak dipake sampe sekarang. Wow, kalimat barusan mencakup banyak hal. Yang pertama, dari tahun 80an sudah booming bahan denim atau jeans ini dan masih disukai penggemar fashion sampai sekarang. Bukan cuma jadi celana aja sih, ada juga blazer, jaket, overall, overall pendek, rok mini, bahkan vest. Yang kedua, jeans itu jenis pakaian yg tahan lama. Belinya udah lama, tapi masih dipake aja. Dan keuntungannya gak perlu sering2 dicuci! Kita bisa menghemat deterjen dan pewangi teman2. 
Dengan memakai celana jeans, ditambah sepatu sneakers atau cads, sensasi casualnya nambah. Ga percaya? Buktikan sendiri.
3. Buru-buru
Kita bangun pagi-pagi, lalu melihat jam dan menyadari bahwa ini sudah siang. Padahal ada kuliah/kerja pagi. Tidak ada waktu untuk menyiapkan pakaian apa yang akan kita kenakan, jadi langsung comot jeans dan sneakers. Jeans>> gak perlu disetrika duluan. Sneakers>> enak buat lari. Ceritanya kita sama2 orang yang nyetrika baju right after it's out of the closet dan lagi buru-buru.
4. Pengen keliatan kayak adventurer
Ada juga gitu cewek kayak gitu. Nggak pengen keliatan kayak cewek kebanyakan. Malah pengen keliatan kalo dia gak peduli dengan itu semua. Dia pengen jadi diri sendiri. Breaking the rules. Tiap hari cuma pake jeans sama sneakers, meskipun udah pake eyeliner. Biar nyaman. Biar nyantai. Biar buru2 (lho?). Biar keliatannya kayak adventurer, suka ngetrip. Padahal ya sama aja, rumahan. Syedih. (Ini curhat ya ep?)
5. Liat-liat Cuaca
Ini tipe orang Indonesia banget. Kita sebagai cewek-cewek Indonesia tuh biasanya dibilang cantik kalau kulitnya putih bersih. Jadi kalau cuaca lagi panas, banyak yang pake jeans biar kakinya nggak terekspos sinar matahari. Biar nggak item gitu. Tapi kalo cuacanya dingin, balik lagi pake celana gemes. Ih gemes.. 
6. Menutup Aurat
Celana jeans yang panjangnya sampe matakaki, bisa jadi pilihan menarik buat embak2 yang berhijab. Ya mungkin dengan pake kaus kaki dan gak bisa ketat2 banget kayak skinny jeans ya. 
7. Ikut jadi peserta/panitia event outdoor
Kalau lagi berkegiatan di event2 outdoor, mungkin pake jeans sama sneakers yang dipilih buat dipake. Event outdoor itu misalnya kayak jalan sehat, kumpul komunitas, konser, colour run, dan lainnya.
8. Nggak ada lagi
Iya. Nggak ada outfit lainnya lagi. Emang udah favoritin jeans, jadi kalo beli-beli baju bawahan ya jeans terus. Celana kain yang bukan denim udah out of choice, apalagi rok. Sneakers? Cuma satu. Itu juga udah buluk banget.
Nah itu tadi alasan2 cewek pake jeans dan sneakers meskipun kita tau itu outfit yang lumayan nggak "kecewekan". Lain waktu akan saya posting foto mix and match jeans, sneakers, sama atasan yang cocok dipake buat event2 tertentu ya. Stay tune. Stay happy. 

My Third Blog

Mungkin ini bukan exactly blog ketiga saya, because I wrote some random blog when I was in high school, but.. anggap saja seperti itu. Blog saya yang bertajuk Kimi's Note pada evianggraeni.blogspot.com sudah saya delete, dan ini akan menjadi satu-satunya blog saya.

Lho ep? Emang alasan delete blog lama apaan?
Nah, alasan delete blog saya yang lama ya.. hmm.. yang pertama mungkin karena isinya sudah tidak relevan dengan kehidupan sekarang. Kalau di luar negeri mungkin sebelum seseorang dipanggil untuk interview pekerjaan, akan ada backgroud check yang dilakukan oleh perusahaan tersebut kepada calon karyawan. Dan itu meliputi semuanya, I mean semua media sosial. Jadi I think kalau isi blog saya kebanyakan ga jelas ga penting seperti curhatan eeknya kucing itu, mungkin kurang appropriate ya. Hahaha
Yang kedua alasannya hampir sama. Tidak relevan dengan profesi saya yang sekarang. Saya bekerja sebagai guru di sekolah yang sedang dalam tahap perintisan dan sebagai guru les di sebuah lembaga bimbingan belajar terkemuka (cie). Kalau tiba-tiba ada anak yang iseng ngetik nama saya di google, apalah jadinya gurumu ini nak. Pernah nulis nlog yang isinya sodara kembar cacingan. Oh, man. Bagaimana bu guru/mbak tentor bisa menghadapi kalian di kelas? Menghadapi kalian dengan 2 jerawat saja cukup membuat saya pengen nangis. "Mbk, itu andeng2 ya?", "Buuuu, itu kenapa pipinya?", "wahahaha mbak jerawatnya kok bisa gitu?" Oke curhat.
Ketiga. Saya sudah copot nama "Kimi". Hehe iya bre, itu panggilan alay dari former lover gitudeh. Karena sekarang single lagi (udah dapet setaun ih), saya copot nama itu. Udah geli. Hehehe
Udah sih gitu aja.