Senin, 14 Desember 2015

Melepas Lilin Harapan untuk Kali Asem Lumajang

Masih dalam suasana Harjalu (Hari Jadi Lumajang) ke 760, di kabupaten Lumajang tercinta masih diwarnai dengan event-event yang menarik. Kebanyakan eventnya diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang yang kalender raksasanya bisa dilihat di sudut Alun-alun Lumajang (depan pendopo), tapi ada juga event-event yang diadakan oleh komunitas-komunitas anak muda lumajang. Salah satunya adalah event yang mau saya bahas ini, yaitu 1000 Lilin Harapan Kali Asem Harjalu 760.


Jadi hari Kamis kemarin saya dapet broadcast dari temen yang isinya mengundang kita-kita buat dateng di acara ini.


Sudah cukup jelas bahwa acara 1000 Lilin Harapan ini diadakan oleh Gepala (Generasi Pecinta Alam Lumajang). Acaranya dilaksanakan di kali asem. Kali Asem itu sungai yang lewat tepat di tengah kota Lumajang. Jadi kalau lagi jalan-jalan di wilayah kota, ketemu kali, itu namanya Kali Asem. Bukan, bukan karena rasa airnya yang asem teman-teman. Sebenernya saya juga nggak tahu kenapa namanya demikian (googling2 tetep nggak nemu). Ya pokoknya namanya itulah, ya. Duh, jadi gak manfaat gini bahasannya.

sumber: 3.bp.blogspot.co.id
Saya mulai mikir, iya juga. Kali asem ini merupakan tolak ukur dari sistem persampahan (halah) yang ada di Lumajang. Dulunya di kali ini banyak sedimen yang mengendap dan beberapa vegetasi yang sebenarnya tidak terlalu menghalangi jalannya air. Tetapi saat dilakukan proses pembersihan oleh pemerintah, pengerukan sedimentasi dan vegetasi yang kurang menguntungkan, ditemukan tumpukan sampah yang selama ini tertutup oleh sedimen. Iya, keadaannya jadi menyedihkan. Ternyata banyak warga Lumajang yang kurang sadar terhadap kebersihan sungai. Pada bulan Agustus lalu juga sempat dilakukan event “Green River Movement”, yaitu pembersihan sungai secara bersama-sama dari berbagai kalangan. Beberapa organisasi pemuda seperti Gepala, Koplak, Raka, sekolah-sekolah dalam kota, bahkan dinas dan tim SAR pun turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

salah satu acara agustusan (sumber: lumajangsatu)
Nah kembali ke acara yang tadi. Jadi setelah mendapat broadcast tersebut, saya lumayan tertarik. Melepas lilin harapan? Dengan mata berbinar saya membaca broadcast-nya, semacam dapet wangsit buat membakar harapan-harapan yang sudah terukir. Eh, terus nyadar kalo salah fokus. Itu maksudnya harapan buat kali asem, woy! Bukan acara bakar harapan alay gak jelas yang kamu pikirin itu! *jedokin kepala ke bantal* Duh, ngajakin siapa ini ya? Dengan isengnya saya bbm temen saya yang emang hits juga sama acara gini-gini. Dia yang ngurusin @santaidilumajang (media partner).

Tapi di hari H yang emang ujan gerimis rintik-rintik itu, kita sama-sama lupa kalau lagi ada event CANDIL (Gerak Jalan dari Candipuro ke Lumajang. ouwoooooo jauh sekali teman-teman) yang bikin jalanan dari rumahnya ke rumah saya macet. Jadilah saya berangkat sendiri dengan mengajak saudara kembar saya dan 1 teman lagi buat ke sana. Mereka berdua berangkat langsung dari tempat kerja. Mereka semangat sekali, padahal mereka kerja dari pagi dan jam 19.00 saya baru mau berangkat dari rumah. Mereka berdua nungguin saya di salah satu rumah makan japanese food cepat saji di dekat venue event diadakan (dekat kali asem). Masih pake baju, tas, dan sepatu kerja, mereka antusias menyambut saya dateng. Hiks. Saya terharu rek...

Sampai di sana, sudah cukup ramai jalanannya. Tentu saja, hari itu ada beberapa event yang diadakan sekaligus. Ada Lumajang Tengger Festival yang diadakan di Alun-alun, Candil yang finishnya juga di Alun-alun, dan acara dari Gepala ini. Kami langsung menuju ke bagian registrasi di dekat pintu masuk pinggir jembatan. Sebelum registrasi kami bertanya-tanya dulu tentang event ini ke admin. Ini acara apa, sih? Buat apa?

Jadi begini penjelasannya (dari mbak-mbak yang saya lupa buat nanya namanya), acara ini diperuntukkan buat kita yang masih punya kepedulian terhadap mirisnya keadaan di kali asem. Memang kalinya lumayan bersih sekarang, tapi kita tidak ingin keadaan yang seperti ini rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Jadi event ini juga sebagai bentuk care  kita terhadap sanitasi di Lumajang dan untuk mempererat tali persaudaraan sebagai sesama warga Lumajang yang peduli dengan alam Lumajang. Rangkaian acaranya juga kreatif. Pada awalnya kami sebagai peserta akan registrasi dengan menyumbang sebesar Rp2.000,00 saja untuk 1 buah lilin. Setelah itu kami menuliskan harapan dan tanda tangan di reklame board dekat pintu masuk. Foto-foto lucu sebentar #eaaa, kemudian memasuki tempat acara (di kolong jembatan Kali Asem).

Kami bertiga masuk, disambut dengan alunan musik dari anak-anak RAKA. RAKA adalah singkatan dari Rumah Kreatif Anak Lumajang yang tempatnya saya lewatin setiap berangkat ke sekolah tempat saya mengajar. Dan setiap lewat situ selalu tergoda buat berhenti, penasaran sama karya-karyanya. Tapi tetep belum pernah kesampaian. Sok sibuk, sih! Kemudian panitia mempersilakan kami untuk turun ke bantaran sungai. Disana panitia sudah menyiapkan alas duduk seperti kardus dan karung sak karena rumputnya basah.



iye, sempet foto di kolong jembatan. tapi sumpah asik dan seru banget di bawah situ. ^^,

Gerimis kecil-kecil. Kami agak khawatir sebenarnya, takut ada ular atau binatang-binatang serem lainnya (saya takut sama binatang). Tapi setelah mas-mas panitianya berkata sudah melakukan survey, kamipun melangkah dengan tenang. Saya doang sih, yang tenang. 2 orang barengan saya itu masih pake sepatu kerja. Fantofel. Sedangkan saya sudah pake cads. Bisa dibayangin susahnya mereka jalan di tempat yang tidak-layak-dijalani-pake-sepatu-fantofel. Kami tetap berjalan dan mencari tempat duduk sambil tertawa-tawa riang. Seperti semua beban pekerjaan hari itu hilang. Musik dari Raka, rintik gerimis kecil, dan suara gemericik air sungai saat itu sangat membantu. Oiya, dan teman-teman saya yang dari @santaidilumajang tadi juga dateng di tengah-tengah panitia.

Setelah beberapa sambutan dari panitia, ternyata masih ada penampilan dari anak-anak Raka, menyanyikan lagu mereka sendiri dan satu lagu tentang Lumajang, yang anehnya saya baru dengar. Lagunya easy listening banget. Saya sempat merekam potongan lagunya. Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan pantomim bertema sama. Menarik sekali. Saya salut dengan mereka, dengan usia yang terbilang masih muda (usia SMP-SMA) mereka berani berkreasi. Mereka PUNYA WAKTU untuk berkarya. Sedangkan saya? Kita yang udah generasi produktif? Seakan diam dan tidak punya suara. Salut pokoknya!

Sekitar pukul 20.30, barulah semua peserta digiring (digiring?) ke tempat pengambilan lilin. Hanya ada cahaya lilin dan obor di jalan menuju ke sana. Sesampainya di tempat pengambilan lilin, kami lihat lilin-lilin tersebut disusun membentuk huruf-huruf Harjalu 760. Indah sekali, berpendar di tepi sungai. Tidak lupa selfie buat mengabadikan momen hehehhee.



Masing-masing dari kami mengambil satu, dan dibawa beberapa meter ke sebelah selatan untuk menghanyutkan lilin tersebut ke arah utara. Sebelum menghanyutkannya, kami make a wish dulu. Meminta harapan untuk kali asem. Saya memegang kamera, jadi saudara kembar saya minta untuk menghanyutkan 2 lilin, satunya punya saya. Sebenarnya acara ini bukannya sirik atau apa. Lilin di situ hanya simbolik, kok. Yang penting adalah cara kita menyikapinya juga. Acara selesai dan kami bertiga pulang.



asline ada videonya, rek. tapi apa daya quota.... kapan2 ya :')
Waktu awal-awal nulis di board harapan di pintu masuk tadi, saya sempat bingung mau nulis harapan apa. Niat awal ke sini udah dengan niat yang salah, membakar harapan. Hahaha. Jadilah saya hanya menulis, “Jadilah seperti air yang mengalir di Kali Asem yang bersih.”

Whaaaaaat?!
Apaan itu maksudnya? Ya saya juga gak ngerti.


Namanya juga bingung mau nulis apa. Tapi setelah saya mengikuti serangkaian acara itu tadi. Melihat pulihan lilin yang dihanyutkan, mengalir mengikuti arus air di sana, saya mendapat ‘cling’. Kayak ada bintang-bintang keluar dari badan saya ke segala arah. Saya bilang dalam hati sambil senyum-senyum. Saya harap kali asem tetap bersih. Tentu saja. Tetap indah. Tetap bermanfaat bagi warga Lumajang. Saya harap warga Lumajang mulai meningkat kesadaran dan kepeduliannya terhadap alam Lumajang (meskipun hanya sungai). Dan saya harap anak-anak di Lumajang terus berkreasi mengadakan event-event bermanfaat semacam ini. Benar-benar mood-booster buat kedua orang terdekat saya yang saya ajakin tadi. Yaaa meskipun acaranya kayaknya buat anak-anak muda, tapi kita-kita yang udah tua dan gak sadar umur ini juga senang untuk berpartisipasi. Hehehe.

Sukses selalu untuk GEPALA dan RAKA. (dan @santaidilumajang, jangan dilewatin pembahasan yang kayak gini-gini ini dong. Bermanfaat juga, loh.)

Oiya, buat yang masih belum tahu @santaidilumajang, silakan cek IG, youtube, dan blognya yaa. Itu saya yang nulis juga (dengan editor mas Eko sih.. hehe). Terima kasih, guys! Selamat Hari Jadi Lumajang ke 760!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kasih masukan aja gak papa. Tambahin pendapat juga gak papa. Kalo ada pendapat lain sampein aja. Kritik aja juga gak papa. Terserah mau nulis apa deh, biar rame. Oke? *peluk cium dari header*