Minggu, 06 September 2015

Apa Itu Platonic Love?

Hallo happy readers! Kali ini saya akan membahas mengenai platonic love. Muter-muter di pikiran saya dari kemarin sore. Sampai tadi pagi di tempat kerja ditegur sama senior, "kenapa kok suram gitu wajahnya? Gara2 status platonic kemarin sore ya? Memang masih ada ya cinta semacam itu?"

Saya cuma senyum. Saya tahu istilah "platonic" itu sekitar satu tahun yang lalu, dari series How I Met Your Mother season 9. Saya kira orang Indonesia nggak ada yang tahu (karena memang jarang terdengar istilah tersebut). Karena penasaran, jadi langsung saya tanya ke senior saya. Takutnya pengertian platonic love milik beliau berbeda dari yang saya tahu.
"Bu, memang platonic love itu apa menurut njenengan (anda)?"
Beliau menjawab, "cinta platonik atau platonic love itu cinta yang tulus sebagai sahabat. Tapi yang bener-bener tulus. Tidak menginginkan lebih. Tidak pacaran. Kakak adik juga bukan."
Saya makin penasaran, "tapi gitu itu bisa 'jadi' ya, bu?" Iya maksa. "Bisa jadi, mungkin. Tapi ini cinta yang tulus dlm persahabatan lho. Kenapa? Terjebak dalam cinta platonic?"
Saya senyum sekali lagi. Kalau yang dirasakan itu platonic, bagaimana bisa merasa terjebak?

Dari series HIMYMs9, yang saya tangkap platonic adalah hubungan antara 2 orang, laki-laki dan perempuan, saling menjaga saling peduli dan tanpa keinginan untuk saling memiliki (secara fisik). 

Gampangannya gini, jika dua orang tersebut ditinggalkan dalam 1 dunia atau ruang "tak berbatas" berdua saja, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Tidak ada sexual intention-lah. Bahkan jika kondisinya benar-benar memaksa, mereka berdua tidak dapat melakukannya. Cinta mereka ada. Tapi bukan cinta semacam itu.
"If a man and woman are forced to make out with each other on the next 20 minutes and none of them can do that, they're platonic. But if they're twenty minutes away from happily ever after, then they're not platonic."
Anything can happen in 20 minutes. Jika kamu diberi waktu 20 menit saja untuk hidup dan harus menyatakan perasaan kepada seseorang, kemudian kamu melakukannya, itu bukan platonic namanya.
Saya melakukan riset (halah googling aja bilangnya riset). Dari beberapa sumber, ternyata derajat ketertarikan pada lawan jenis itu ada 5. Ini di antaranya:

1. Aestetik
Ketertarikan pada lawan jenis yang didasari pada ketertarikan akan apa yang dilihat saja, seperti kecantikan atau penampakan dari luar. Tidak ada keinginan untuk berhubungan, dekat, dan sejenisnya.

2. Platonik
Ketertarikan pada lawan jenis in sense of family or friendship. Keinginan untuk terus dekat, peduli, tapi tidak ada ketertarikan secara seksual.

3. Sensual
Ini juga semacam platonik, tapi ada keinginan untuk mendapatkan sentuhan, seperti pelukan, ciuman, atau hubungan yang lebih dekat lainnya.

4. Romantik
Ketertarikan jenis ini adalah ketertarikan antara lawan jenis yang benar-benar didasari pada keinginan untuk berhubungan (pacaran maksudnya, atau menikah?). Jadi yang jenis ini ada goalnya. Pacaran. Atau menikah. Pokoknya gitulah.

5. Seksual
Gimana jelasinnya ya, ketertarikan jenis ini mungkin kalian juga udah pada paham. Jadi tertariknya didasari sama keinginan untuk melakukan hubungan seks. Biasanya juga gara2 penampilan fisik. Bedanya kalo yang aestetik tadi gak ada keinginan lebih lanjut dari ketertarikan itu, kalo yang ini goalnya ya itu.


Dari macam-macam ketertarikan (attraction) tersebut, sudah jelas bahwa platonic ada di urutan kedua dari skala tertarik dan bener-bener "tertarik". Platonik tidak mengharapkan apa-apa. Cuma saling care aja. Karena masih penasaran, saya coba cari di wiki.

Gagasan platonik ini dipopulerkan oleh Plato, dari Yunani tentang cinta platonik.
  • Platonik adalah hubungan cinta antara dua orang tanpa adanya sexual intention. Masih sama artinya.
  • Platonik adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang suci, tulus, dan menghargai. Lagi, tanpa adanya ketertarikan untuk berhubungan lebih jauh.
  • Platonik adalah nama keren dari FRIENDZONE. What? No no no.

Sebenarnya iya juga sih. Tapi menurut saya, arti kata friendzone sudah bergeser. Friendzone sekarang lebih tepatnya adalah keadaan dimana laki-laki dan perempuan bersahabat, tapi salah satu memiliki intention untuk berhubungan lebih. Lebih dari sahabat. Sedangkan pihak satunya tidak begitu. Dia menganggap pertemanan tersebut wajar seperti pertemanan biasa lainnya. Itu friendzone menurut saya.

Kalau platonik? Platonik itu lain. Dia punya kata chaste. Suci. Tulus. Sahabat. Family. Dan perasaan ini harus dirasakan dari kedua belah pihak. Biasanya memang yang kayak gini susah disadari oleh pihak yang mengalaminya sendiri. Karena terlalu tulus mungkin. Gak nyadar kalau ini juga jenis dari attraction.

Memang sering muncul pertanyaan dari orang-orang, "udah sama si itu aja. Dia baik gitu sama kamu." "Eh? Kalian gak pacaran? Ah padahal cocok." Dan lain-lain. Tapi pihak yang dimaksud malah menjawab:
"What?? No. No. No. There's no way we can be together. Him/her? No. He/she's a total friend."
Iya gitu.

Kadang ada yang bingung. Lagi sahabatan sama lawan jenis, tapi perasaan kalian sebenarnya apa? Perasaan sahabat kalian sebenarnya apa? Mungkin kalau dirasa penting, bicarakan. Tapi jangan tanya langsung ya, biar nggak awkward. Selipin pertanyaan dengan obrolan-obrolan garing dan gak penting kalian. Tanyakan definisi romantisme dan persahabatan di matanya. Kamu juga kasih pendapat juga, kalau dia beneran sahabat kamu dia pasti ngerti ujungnya. Tapi inget, jangan baper.

Ada yang mengalami? Pasti banyak. Saya sendiri juga mengalami. Saya dan kembaran punya teman yang sudah kami anggap seperti kakak kami sendiri. Ya meski gak ada yang nanyain atau nyuruh kami buat pacaran *muntah*, tapi kembaran saya sama dia pernah dicurigain ada sesuatu oleh teman-teman. Huahaha pengen ngakak. Sekarang dia udah pindah ke Jogjakarta, tapi kami masih berhubungan via chat. Cek blognya dia ya buat download video anime >> Anime Eye's

Udah segitu dulu postingan gak penting siang ini ya, happy readers! Moga bisa nambah informasi dan sedikit inspirasi. Oiya, kalau masih belum nangkep juga, bisa nonton series How I Met Your Mother season 9 episode "Platonish". Worth it kok. Ya kira-kira seperti itulah. Hehehe. Saya tutup dengan quote menarik dari Ted Mosby-nya tentang perasaannya pada Robin saat berbicara pada Marshall Erikson di akhir episode.
"You're right. We're not platonic. Platonish, maybe." --Ted Mosby

10 komentar:

  1. jejak. baru tahu ternyata 'ketertarikan' ada macam-macam jenisnya.
    mungkin cerita 'Sepasang Kaos Kaki Hitam'-nya om Ari di kaskus itu juga termasuk platonic ini. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin gitu. Hihi. Pertanyaan saya sekarang adalah: Apakah dengan mengetahui macam-macam ketertarikan ini membuat kita jadi lebih mudah baper? >_<

      Hapus
  2. Kahlil Gibran juga seorang penganut cinta platonisme, sayapun mungkin demikian hihi. Terimakasi tulisannya, sangat menarik

    BalasHapus
  3. Wah saya sendiri baru penasaran tentang cinta platonik ini setelah nonton drakor because this is my first life, karena ga tau mkanya googling dan nemu artikel ini.. terimakasih ulasannya, sangat lengkap dan menarik sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya belum pernah dengar drakor yang itu hehhe (kebetulan gak suka drakor hiks).. terima kasih udah baca yaa. mampir lagi lain kali :D

      Hapus
  4. Gara-gara ntn film china: in the mood for love, jd cari2 ttg platonik. Haha. Trims sharingnya. Tulisannya mba Evi menarik. Enak dibaca. Keep writing. :)

    BalasHapus
  5. ini yang aku denger lagu apa sih? Enak lagunya, pengen aku tambahin di blog aku.

    BalasHapus
  6. Platonik ya? Ini seperti yg Aku rasaain. Tapi entah iya atau engga.. bingung. Yang jelas artikelnya sangat membantu.. makasih

    BalasHapus

Kasih masukan aja gak papa. Tambahin pendapat juga gak papa. Kalo ada pendapat lain sampein aja. Kritik aja juga gak papa. Terserah mau nulis apa deh, biar rame. Oke? *peluk cium dari header*