Rabu, 23 September 2015

Tentang Rumor Kalo Saya "Ladyrose"

Hello again happy readers! Maaf jarang posting lagi, karena lumayan banyak kesibukan. Tapi mungkin minggu depan sudah banyak free nya lagi hehehe. Jadi bisa nulis2 lagi.
Judulnya tadi apaan yak maksudnya, Ep?
Nah sebelum saya bahas tentang judul, saya bahas tentang kesibukan dulu yah. Beberapa minggu ini, saya sibuk mengajar *cieh* di Madrasah Aliyah swasta setempat. Ceritanya bukan karena saya ngelamar di sana terus diterima. Tapi saya dihubungi langsung oleh pihak MA untuk menggantikan guru kimia yang sedang cuti melahirkan. Mungkin sekitar 40 hari saya menggantikan guru kimia tersebut. Karena saya masih belum ada kesibukan di pagi hari, (selama ini cuma ngajar di bimbel aja) jadi saya menyanggupinya. Mulai tanggal 21 Agustus 2015 kemarin saya sudah mengajar total 9 kelas di MA tersebut atau 28 jam pelajaran selama seminggu. Belum lagi ditambah jam mengajar saya di madrasah satunya, dan jadwal mengajar saya di bimbel yang tiap hari ada. Jadi mau nulis aja musti nyempetin malem2 sampe jam 3 pagi. Hiks. *baca tanggal postingan sebelum ini*
Judul, Ep. Hubungannya sama judul apa?
Lhaaa. Saya sudah satu bulanan mengajar di sekolah tersebut, yang kebetulan juga punya pondok pesantren. Jumlah muridnya buanyak. Buanyak banget sampe satu kelas hampir diisi 50 siswa. Siswa laki-laki kelasnya dipisah dengan siswa perempuan, kecuali kelas XI IPA 1. Sebenarnya saya lebih nyaman dengan kelas heterogen daripada kelas homogen, karena mereka akan cenderung punya rasa sungkan atau malu jika akan melakukan hal yang tidak sepatutnya dilakukan dalam kelas. Tapi jika kelasnya homogen, apalagi kelas laki-laki, mereka cenderung tidak punya rasa malu buat tidur, rame, bahkan lari-lari di kelas. It's driving me crazy sometimes, tapi ya memang harus seperti itu. Biar pengalamannya nambah ya. ;)
Satu bulan mengajar, bukan tidak mungkin ada beberapa rumor yang menyebar di kalangan siswa-siswi tentang saya. Rumornya pun ada yang betul, ada yang kurang betul, ada yang salah. Dan siswa, cenderung untuk kepo. Cenderung untuk menanyakan sendiri pada gurunya apakah rumor yang beredar di pondok-an itu benar atau salah. Pondok pesantren itu semacam asrama keagamaan dgn dasar agama islam, buat yang nggak tau ya. Contohnya seperti mereka menanyakan langsung kepada saya:
Siswi: "Ustadzah, njenengan kembar, ya?" ("Bu guru, anda kembar, ya?")
Kondisinya adalah, siswi tersebut belum pernah saya ajar karena dia berasal dari kelas lain atau kelas IPS.
Siswi: "Ustadzah kok nggak punya pacar, kenapa? Pasti punya calon kan?"
Ini agak jleb. Pacar ndak punya rek. Calon juga belum. Masih nungguin aja siapa yang mau nyalonin. *sambil belajar ngulek sambel*
Oke rumor2 tersebut mungkin tersebar di pondok-an secara cepat di kalangan siswi. Tapi ternyata di kalangan siswa, rumor yang beredar lebih ekstrim. Hehe. Lebih aneh maksudnya. Kemarin siang ada siswa-siswa putra kelas XI dan XII IPS nyamperin saya waktu saya mau masuk kelas X. Mereka suka tanya-tanya rumah saya di mana, pacar saya siapa, pin BB saya berapa, dan sebagainya. Saya jawab dengan sabar. Sampe ada yang tanya seperti ini, "Ustadzah, katanya samean ladyrose ya?"
"Hah? Kata siapa?" tanya saya agak terkejut.
"Katanya anak-anak, Ustadzah. Udah pada tau, kok. Saya outsider, Ustadzah," katanya lagi.
Saya antara shock sama bingung ya. Kok rumor yang beredar di siswa laki-laki bisa seperti itu. Bukan hal yang buruk atau memalukan memang, cuman aneh saja. Kesimpulan itu dapet darimana ya?
"Kata siapa... enggaaak. ^^ saya lagunya SID 1 aja nggak tau. Aneh-aneh deh, anak2 ini," jawab saya sambil senyum-senyum.
Oke perlu saya klarifikasi. Katanya sih, katanya. Outsider itu nama fans-nya grup band Indonesia yang lumayan terkenal namanya Superman Is Dead. Ladyrose itu nama fans-nya yang berjenis cewek. (Berjenis?)
Sampe kebawa pulang. Saya pikirin terus di jalan pulang, ini anak-anak ngambil kesimpulan kayak gitu darimana. Saya flashback beberapa minggu lalu.
Saya masuk ke kelas XII IPA 1. Isinya 15 anak laki-laki semua. Pelajaran berjalan seperti biasa. Saya menjelaskan sedikit, anak-anak latihan soal. Lalu dibahas bersama. Nah di sela-sela mereka mengerjakan soal latihan, saya ajak mereka mengobrol. Mengobrol ini mengobrol itu. Kepo ini kepo itu. Kemudian salah satu siswa ada yang nyeletuk kalo dia mau pergi ke Situbondo. Saya sebagai guru yang perhatian (atau guru yang kepo) tanya lebih lanjut, "mau ngapain ke Situbondo?"
Dia menjawab sambil malu-malu, "ehh.. hehe itu, Bu. Biasa ada acara outsiders. Saya outsiders Lumajang, Bu."
Dengan background sudah-tahu-apa-itu-outsiders, saya tanya lagi dengan ekspresi agak excited, "Lho? SID mau konser di Situbondo?"
Dan duar. Kelas pecah. Mereka gak nyangka sepertinya guru mereka yang masih ting2 ini tau apa itu outsiders. Ajakan nonton bareng pun saya dapatkan.
"Ayo, Bu. Ikut nonton tanggal 16. Lumajang ndak punya Ladyrose, Bu. Ayok Buuu.." katanya.
"Waduh... salah respons ya, kayaknya?" pikir saya sambil garuk-garuk jilbab. Padahal emang hobi saya kepo gitu. Tanya-tanya yang nggak penting, gara-gara keinget punya temen yang sepertinya hobi nontonin SID. Gak sengaja nyeletuk kayak gitu.
Beberapa hari kemudian, saya masuk kelas itu lagi. Iya lagi-lagi anak itu kasih info ke saya, kalo SID mau ada konser lagi di Malang. Tanggal 19 Agustus. Saya senyum-senyum aja. Saya tanya dia untuk apa pergi lagi kalau kemarin juga sudah nonton di Situbondo. Dia bilang, "namanya juga suka, Bu."
Oke sebagai guru yang pernah muda, saya berusaha mengerti. Tapi sebagai guru yang baik, saya bilangi dia supaya nggak berbuat macam-macam. Beres.
Kemarin pagi, saya masuk kelas itu lagi. Dan lagi-lagi, dapet info kalau SID mau perform di Jombang tanggal 26. Sampe gitu, ya. Padahal saya sudah bilang saya nggak tau apa-apa ttg mereka. Cuma bisa tepok jidat.
Respons yang salah, kemarin siang saya lakukan lagi. Lanjutan obrolan dengan anak XI IPS yang tadi sebelum masuk kelas X. Dia bilang, "habis ini mau konser lagi, Ustadzah. Di Jombang."
Respon yang benar: "haduh, jauh rek. Kalian mau nonton jauh-jauh untuk apa? Mending belajar yang rajin, kan mau UTS."
Respon yang salah (yang sayangnya terlanjur saya lontarkan): "yang tanggal 26 itu?"
*pengen tarik jilbab rasanya*
Siswa saya yang itu langsung berbinar sambil membuka kancing bajunya. Lainnya juga jadi agak heboh. Enggak. Enggak aneh-aneh. Dia memamerkan kaos hitamnya yang bertuliskan Superman Is Dead, yang dia pakai dibalik seragam sekolahnya.
Oke, Ep. Salah respon.
Klarifikasi yaaaah. Saya bukan ladyrose. Gimana bisa di pondok-an putra beredar kabar kayak gitu. Saya nggak tau lagu mereka. Belum dengerin. Palingan taunya yang gini aja:
Jika kami bersama
Nyalakan tanda bahaya
Udah lanjutannya lupa. *tepok jidat*

Superman Is Dead (sumber: Google)


Saya nggak bilang kalo jadi outsider sama ladyrose itu buruk. Saya pernah jadi fans Evanescence bertahun-tahun yang suka dengerin album-album LIVE nya sambil nangis-nangis saking sukanya. Jadi fans The Script juga. Fans Mocca juga (yang ini sudah saya bahas di posting sebelumnya, ya :)). Tapi saya gimana bisa dibilang ladyrose kalo 1 lagu aja gak tau. Hiks jadi malu. Ya kalo jodohnya, suatu hari pasti saya dengerin kok lagunya SID. Kalo bukan jodohnya ya enggak. <<APA INI?!
Gitu aja, sih happy readers. Cuma sekedar share. Nggak bermaksud untuk menyinggung pihak atau kelompok manapun kok. Cuma pesan saya buat siswa/siswi saya, kalo nonton konser harus izin orang tua dulu. Dan nggak boleh ngelakuin hal-hal yang di luar batas, ya. Kalo selesai langsung pulang. Apalagi yang sampe mau lihat konser di luar kota. Hati-hati karena orang tua selalu mengkhawatirkan kalian. :) Dan pesan buat saya sendiri juga. Jangan asal NANYA!
Keep happy and smile! :)

2 komentar:

Kasih masukan aja gak papa. Tambahin pendapat juga gak papa. Kalo ada pendapat lain sampein aja. Kritik aja juga gak papa. Terserah mau nulis apa deh, biar rame. Oke? *peluk cium dari header*