Minggu, 30 Agustus 2015

Buat Kamu Ladies yang Merasa Jadi Pilihan Terakhir Si Dia

"What? Jadi aku cuma pilihan terakhirnya dia aja? Terus aku ngapain terus-terusan nungguin dia?"

Pikiran kayak gini mungkin sering muncul di benak kamu (ladies) yang sedang berada di zona ketidakpastian dari cowok. Zona ketidakpastian alias digantungin.
Hubungan kamu dengan dia, teman. Tapi kadang kalau ditanya orang hubungan kalian apa, sering dibumbui kata CUMA teman atau SEBATAS teman. Selain untuk meyakinkan orang yg nanya, kamu juga berkata seperti itu untuk memastikan diri sendiri supaya tidak mengharap lebih.
Hubungan kamu dengan dia, teman. Tapi udah nggak kayak teman lagi. Kamu sering mikirin dia. Kamu carenya sama dia udah care melebihi care sama temen-temen lain. Kamu sering keluar bareng sama dia dan ngerasa kurang kalo sehari gak ngobrol sama dia. Dia pun begitu (sepertinya). Tapi kalian nggak pacaran.  Enggak pernah punya panggilan "sayang", "cinta", "bebi", dan panggilan-panggilan lain yang bikin geli.

Mungkin memang ada sedikit momen-momen romantisme, yang membuat kamu merasa dia patut dipertahankan. Patut diperjuangkan. Tapi siapalah kamu, yang hanya perempuan. Terlalu gengsi atau malu untuk maju duluan. Sampai suatu saat dia menyatakan kerumitannya tentang perasaan.

Dia bilang. Dia memiliki perasaan padamu yang melebihi perasaan untuk seorang teman. Hati kamu bersorak kegirangan. Bunga-bunga bermekaran. Lalu semuanya luruh saat dia berkata tidak bisa menjalaninya sekarang. Tidak bisa untuk mengikatkan sebuah komitmen hubungan wajar laki-laki dan perempuan. Kita cukuplah saat ini menjadi teman.

Apa yang kamu rasakan? Senang. Tapi apa yang sebenarnya kamu inginkan? Hubungan? Iya kan? Akhirnya kamu sering menerka-nerka mengapa dia berkata demikian. Mengapa dia menyatakan perasaan kalau akhirnya kamu digantungkan? Apa kamu hanya pilihan?

(Sudah ah main rima2annya. Capek mikir. Wkwk mikir sambil curhats)

Di sini pasti kamu (ladies) yang lagi digantungin yang merasa seperti itu ya. Apa dia cuma jadiin kamu pilihan terakhirnya? Dia masih memilih-milih cewek lainnya? Kalau gak ada yang mau sama dia akhirnya pilihan terakhir ya cuma kamu. Gitu? Kamu tersinggung? Iya. Dia egois. Dia sudah berani bilang kalau kita spesial. Dia tidak memikirkan apa yang terjadi pada hati kita waktu dia bilang hal semacam itu kan? Habis dibikin terbang terus dijatuhkan. Tapi anehnya kita masih bertahan. Ya itu tadi. Radak gebleknya. #ups

Tapi itu boleh jadi cuma pikiran buruk kamu aja sih. Ya namanya sesuatu yang gak pasti, artikel ini juga mungkin cuma spekulasi. Tapi beberapa minggu yang lalu saya habis dapet pencerahan tentang hal ini. Begini...

Saya diceritain sama temen saya, cowok. Nggak terlalu akrab sih, tapi dia suka cerita-cerita tentang pernikahannya dia. *eak jadi pengen*
Jadi dia pernah punya masalah dengan istrinya gitu. Rumah tangga ya, jadi masalahnya udah bukan drama2an anak pacaran. Pasti ada cekcok kan? Dan di akhir cekcok, *ini yang paling saya tangkep dari ceritanya* istrinya sampe nanya, "Sebenernya mas nikah sama aku itu karena apa?" Dan temen saya yang cowok itu menjawab dengan enteng, "Nggak ada lagi."

Saya dan beberapa temen cewek lain yang dengerin cerita itu langsung diem. Speechless. Tega banget bilang gitu padahal itu istrinya sendiri. Lalu dia melanjutkan cerita. Saya masih radak blank sama kalimatnya barusan. Gak denger the rest of the story sampe dia bilang lagi, "sebelum kita nikah itu proses memilih. Udah nggak ada lagi, jadi ya saya nikah sama dia."

Ohhh.

Iya, oh. Bener ladies, dia mungkin lagi milih-milih cewek buat jadi pendampingnya dia. Mungkin kalau katanya Bang Tere Liye sambil memantaskan diri. Tapi iya, pilihannya mungkin juga bukan kamu saja. Kamu jadi pilihan terakhir? Hei! Itu penghargaan!

Penghargaan gimana? Pilihan terakhir. Berarti sekarang dia (sambil perbaikan diri mungkin) lagi mencari cewek yang sekiranya lebih baik dari kamu. Selama ini kamu mungkin ada di puncak tertinggi urutan cewek yang paling baik yang dia kenal. Bukannya langsung nyabet kamu, tapi dia merasa harus sebaik kamu juga buat dapetin kamu. Ingat ladies, laki2 itu suka berjuang. Berjuangnya juga dengan cara yang berbeda-beda. Sabar aja.

Penghargaan gimana? Berarti aku cuma cadangan?
Bukan. Kamu pemain utama. Berpikirlah positif. Jika nantinya kamu yang berhasil dia dapatkan, berarti tidak ada cewek lain yang lebih baik dari kamu DI MATANYA. Nggak ada yang lebih sabar dari kamu. Nggak ada yang lebih menghormati dia selain kamu. Nggak ada yang lebih menghargai dia selain kamu. (Ya, bisa jadi ibunya lebih sayang sama dia dari pada kamu sih ya.) Bukan berarti gak ada cewek yang lebih baik dari kamu. (Kalo itu pasti ada aja). Kamu dijadikan tolak ukur sama dia. Tolak ukur buat mendekati cewek-cewek lainnya. Kamu juga kudu realistis dong, cewek gak cuma satu. Gak cuma kamu aja. Dia berhak buat milah-milah. Kamu tenang aja. Selama kamu juga beranjak dewasa, mengembangkan diri, dan menjadi lebih baik lagi, tolak ukur dia juga akan meningkat. Kamu jadi semakin cemerlang gak hanya di matanya. Di mata cowok2 lain juga #eh

Penghargaan ya? Iya. Jika kamu dan dia bersama pada akhirnya, dia akan menerima apapun yang kamu punya. Apapun yang kamu bawa. Karena kamulah pilihan terakhirnya. Yang lain gak punya yang kita punya. Hatinya. #tsehhhh

Kalaupun akhirnya jika dia memilih orang yang bukan kamu, itu juga pelajaran buat kamu. Bukan berarti dia menemukan orang yang lebih baik dari kamu juga. Tapi dia menemukan orang yang baiknya sama dengan dia. Agak menyebalkan memang, karena dia sudah pernah menyatakan sama kamu duluan. Tapi dia nggak salah juga kan? Dia juga memberi kamu kebebasan untuk mencari, untuk menemukan. Dengan dia memilih orang lain, mungkin lebih memberimu kebebasan. Daripada digantungkan~

Kalau ada cowok yang suatu hari nanti menikahi kamu dengan alasan itu, "nggak ada lagi", berbahagialah. Kamu pilihan terakhir dia, tolak ukurnya dia untuk mendekat dengan cewek lain selain kamu. Berlatih untuk berpikir positif itu perlu. Kalau dia tidak serius untuk apa mengikatkan hubungan seumur hidup denganmu? Itu sudah penghargaan tertinggi. Bersiaplah. Mungkin benar dia, mungkin juga orang lain, yang menjadikan kita sebagai pilihan terakhirnya. Jangan galau ya! *bilangnya sambil ngadep kaca*

Kamis, 13 Agustus 2015

Tipe-tipe Siswa di Bimbelan

Halo teman-teman! Kali ini saya lagi pengen nulis yang ada hubungannya sama kerjaan saya setaun ini. Hmm. Bener. Saya kerja di tempat bimbel atau les sebagai pengajar mata pelajaran kimia. Mengajar memang passion saya. Tapi ternyata (seperti yang saya duga), mengajar di tempat les tidaklah sama dengan mengajar anak-anak di sekolah.
Anak-anak cenderung memperhatikan guru agar dapat nilai bagus di sekolah. Guru dihormati dan ditakuti anak-anak di sekolah (kebanyakan masih gitu sih). Dan setiap anak dalam satu kelas progress materi belajarnya sama. Berbeda dengan di bimbel. Mereka les biar bisa, biar dapet nilai bagus di sekolah. Itu juga dalam 1 kelas kadang progress materi mereka di sekolah masing2 juga beda. Ini yang paling bikin pusing kita-kita.
Anak-anak sekolahan yang pulang sekolah dateng buat les harus kami sambut dengan tangan terbuka. Kami harus memotivasi mereka untuk semangat belajar. Semangat dapet nilai bagus. Semangat buat sukses. Nah, sesuai observasi saya selama ini, ada beberapa tipe siswa di tempat les, seperti yang saya tulis di bawah ini:

1. Niat Les
Anak-anak yang niat les ini cenderung berpusat ke pelajaran. Dia berusaha. Sangat-sangat berusaha untuk memanfaatkan segala fasilitas di tempat les, seperti buku latihan soal2, modul, bahkan tentor. Kalo ada pr dari sekolah, langsung dia tanyain bahkan sebelum baca soalnya. Tapi mereka bener-bener konsisten. Selalu dateng gak pernah absen. Memperhatikan dengan seksama waktu tentornya menjelaskan. Dan menanyakan kalo masih belum jelas.

2. Si Pendiam
Ada juga siswa tipe ini. Diem. Gak ditanya, diem. Ditanyain, juga diem. Pokoknya diem deh. Kadang pengajar kayak kita jadi bingung ini anak udah beneran ngerti atau enggak. -_-

3. Si Tanya Mulu
Siswa jenis ini sukanya tanya terus. Belum selese jelasin yang ditanyain sebelumnya, udah tanya lagi pertanyaan yang lain. Seringnya yang ditanyain jarang berhubungan sama pelajaran di sekolah. Tapi lebih ke sesuatu yang bikin mereka penasaran. Jelasinnya sih seneng-seneng aja meskipun agak bikin sebel. Tapi kasian siswa lainnya, mereka bisa juga merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan gak penting si ini.

4. Yang Rame Terus tapi Gak Perhatiin
Ini annoying banget. Udah rame terus, yang dia ramein hal2 diluar pelajaran. Ganggu banget.

5. Yang Aktifnya Ngajak Berantem Tentor
Siswa yang ini sebenernya gak ngajakin berantem, tapi dia ngetes. Ngetes apa bener tentornya ini nguasain materi atau enggak. Dia nanya yang seharusnya dia udah tau jawabannya. Udah gitu dia ngotot jawaban dari tentornya harus persis kayak yang dikasih sama gurunya.

6. Gadget Terus
Siapa yang gak suka gadgetan? Apalagi siswa jaman sekarang dari SD sampe SMA udah pada bawa gadget macem bb, android, atau iPhone. Ada siswa yang bukannya pegang buku dan bulpen, malah gadget terus. Biasanya saya siasati dengan saya teriakin dari depan, "Ping ping ping!" Entar anaknya ngerasa di-ping kok.

7. Mejeng Doang
Iya, ini les cuma ikut2 temennya. Asal dateng biar bisa curcol, keluar rumah lebih lama, kumpul sama temen2nya. Dsb

Nah tipe yang manakah kamu adek2? 😀😊

Alasan Cewek Masih Pake Jeans dan Sneakers

Di usia kita-kita yang segini nih (kita?) sepertinya cewek2 udah mulai memperdulikan penampilan. Mulai banyak shopping sana shopping sini. Order online ini itu.
Order cabe misalnya?
Enggak. Maksudnya order barang-barang fashion.
Ooohh..
Kamu kali ya?
Gue mah cuma liat-liat doang. Ga ada bajet. *jujur amat*
Nah. Untuk remaja putri yang sudah mulai beranjak dewasa, usia sekitar 18-21an, pasti pernah merasakan adanya keinginan buat mendeklarasikan kecewekan mereka #halah. They want to show the world that they're a lady. Mungkin deep down mereka udah lady, karena dari sononya begitu. Tapi di umur segitu, mereka cenderung ingin menunjukkan. Biar semua orang tahu. Semua orang harus tahu. Jadi mereka mulai memperhatikan penampilan. Pengen lebih kecewek2an. Belajar pake rok, belajar make up, belajar pake heels, dsb.
Dari judul di atas, udah pada tahu bahasan saya pada kali ini apa ya? Yup. Jeans dan sneakers memang outfit yang lumayan enggak kecewek2an. Maskulin. Yang agak "manly" gitu. Tapi ternyata remaja putri masih banyak yang pake outfit jenis ini. Mereka lebih sedikit jumlahnya (kayaknya). Dan ini dia beberapa alesan yang mungkin dimiliki cewek2 yang masih gemar pake jeans sama sneakers.
1. Nyaman
Jeans sama sneakers itu lebih nyaman dipakenya.
Lebih nyaman dibanding apa ep?
Lebih nyaman dipake dibandingin pake bawahan yg lainnya. Masak iya mau keluar cuman pake underwear doang?
Selain itu jeans lebih fleksibel buat ngelakuin semua aktivitas. Cewek2 kan udah pada emansipasi nih, gak cuma belajar membaca menulis macak dan masak di rumah doang. Sejak jaman bu kartini dulu, akhirnya banyak juga cewek2 yang sekolah di luar rumah dan bahkan bekerja. Saya misalnya (ehm!). Jadi sebenernya jeans lebih fleksibel. Buat jalan2, lari2, selonjoran, duduk2 santai (baca: bersila. Sila pancasila), jongkok (kalo lagi di wc), dan semuanya. Senengnya saya ngajar di bimbel yang gak ada straight rule tentang berpakaian. Jadi pake jeans masih oke2 aja. 
Oiya, kudu sama sneakers ya ep?
Ya enggak sih, cuman sneakers lebih nyaman aja. Udahlah intinya nyaman. Nanya mulu lo.
2. Casual tapi Masih Modis
Celana jeans masih jadi favorit kebanyakan cewek di muka bumi. Kesannya casual. Nyantai, gak resmi2 amat. Kitanya enak, yang liat juga enak (mungkin). Ada beberapa artis yang pernah diliput si tv yang menjadikan jeans sebagai outfit favorit mereka, yaitu Franda dan Omesh kalo ga salah ya. Dan menurut saya jeans masih termasuk barang fashion yang klasik. Udah lama adanya, tapi masih banyak dipake sampe sekarang. Wow, kalimat barusan mencakup banyak hal. Yang pertama, dari tahun 80an sudah booming bahan denim atau jeans ini dan masih disukai penggemar fashion sampai sekarang. Bukan cuma jadi celana aja sih, ada juga blazer, jaket, overall, overall pendek, rok mini, bahkan vest. Yang kedua, jeans itu jenis pakaian yg tahan lama. Belinya udah lama, tapi masih dipake aja. Dan keuntungannya gak perlu sering2 dicuci! Kita bisa menghemat deterjen dan pewangi teman2. 
Dengan memakai celana jeans, ditambah sepatu sneakers atau cads, sensasi casualnya nambah. Ga percaya? Buktikan sendiri.
3. Buru-buru
Kita bangun pagi-pagi, lalu melihat jam dan menyadari bahwa ini sudah siang. Padahal ada kuliah/kerja pagi. Tidak ada waktu untuk menyiapkan pakaian apa yang akan kita kenakan, jadi langsung comot jeans dan sneakers. Jeans>> gak perlu disetrika duluan. Sneakers>> enak buat lari. Ceritanya kita sama2 orang yang nyetrika baju right after it's out of the closet dan lagi buru-buru.
4. Pengen keliatan kayak adventurer
Ada juga gitu cewek kayak gitu. Nggak pengen keliatan kayak cewek kebanyakan. Malah pengen keliatan kalo dia gak peduli dengan itu semua. Dia pengen jadi diri sendiri. Breaking the rules. Tiap hari cuma pake jeans sama sneakers, meskipun udah pake eyeliner. Biar nyaman. Biar nyantai. Biar buru2 (lho?). Biar keliatannya kayak adventurer, suka ngetrip. Padahal ya sama aja, rumahan. Syedih. (Ini curhat ya ep?)
5. Liat-liat Cuaca
Ini tipe orang Indonesia banget. Kita sebagai cewek-cewek Indonesia tuh biasanya dibilang cantik kalau kulitnya putih bersih. Jadi kalau cuaca lagi panas, banyak yang pake jeans biar kakinya nggak terekspos sinar matahari. Biar nggak item gitu. Tapi kalo cuacanya dingin, balik lagi pake celana gemes. Ih gemes.. 
6. Menutup Aurat
Celana jeans yang panjangnya sampe matakaki, bisa jadi pilihan menarik buat embak2 yang berhijab. Ya mungkin dengan pake kaus kaki dan gak bisa ketat2 banget kayak skinny jeans ya. 
7. Ikut jadi peserta/panitia event outdoor
Kalau lagi berkegiatan di event2 outdoor, mungkin pake jeans sama sneakers yang dipilih buat dipake. Event outdoor itu misalnya kayak jalan sehat, kumpul komunitas, konser, colour run, dan lainnya.
8. Nggak ada lagi
Iya. Nggak ada outfit lainnya lagi. Emang udah favoritin jeans, jadi kalo beli-beli baju bawahan ya jeans terus. Celana kain yang bukan denim udah out of choice, apalagi rok. Sneakers? Cuma satu. Itu juga udah buluk banget.
Nah itu tadi alasan2 cewek pake jeans dan sneakers meskipun kita tau itu outfit yang lumayan nggak "kecewekan". Lain waktu akan saya posting foto mix and match jeans, sneakers, sama atasan yang cocok dipake buat event2 tertentu ya. Stay tune. Stay happy. 

My Third Blog

Mungkin ini bukan exactly blog ketiga saya, because I wrote some random blog when I was in high school, but.. anggap saja seperti itu. Blog saya yang bertajuk Kimi's Note pada evianggraeni.blogspot.com sudah saya delete, dan ini akan menjadi satu-satunya blog saya.

Lho ep? Emang alasan delete blog lama apaan?
Nah, alasan delete blog saya yang lama ya.. hmm.. yang pertama mungkin karena isinya sudah tidak relevan dengan kehidupan sekarang. Kalau di luar negeri mungkin sebelum seseorang dipanggil untuk interview pekerjaan, akan ada backgroud check yang dilakukan oleh perusahaan tersebut kepada calon karyawan. Dan itu meliputi semuanya, I mean semua media sosial. Jadi I think kalau isi blog saya kebanyakan ga jelas ga penting seperti curhatan eeknya kucing itu, mungkin kurang appropriate ya. Hahaha
Yang kedua alasannya hampir sama. Tidak relevan dengan profesi saya yang sekarang. Saya bekerja sebagai guru di sekolah yang sedang dalam tahap perintisan dan sebagai guru les di sebuah lembaga bimbingan belajar terkemuka (cie). Kalau tiba-tiba ada anak yang iseng ngetik nama saya di google, apalah jadinya gurumu ini nak. Pernah nulis nlog yang isinya sodara kembar cacingan. Oh, man. Bagaimana bu guru/mbak tentor bisa menghadapi kalian di kelas? Menghadapi kalian dengan 2 jerawat saja cukup membuat saya pengen nangis. "Mbk, itu andeng2 ya?", "Buuuu, itu kenapa pipinya?", "wahahaha mbak jerawatnya kok bisa gitu?" Oke curhat.
Ketiga. Saya sudah copot nama "Kimi". Hehe iya bre, itu panggilan alay dari former lover gitudeh. Karena sekarang single lagi (udah dapet setaun ih), saya copot nama itu. Udah geli. Hehehe
Udah sih gitu aja.